Walau pasar tertekan, nilai penawaran masuk lelang sukuk meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan yang melanda pasar obligasi domestik, lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara yang berlangsung Selasa (14/5) terbilang sukses. Pasalnya, terjadi peningkatan nilai penawaran yang masuk dari investor.

Mengutip laporan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, nilai penawaran yang masuk pada lelang hari ini mencapai Rp 20,46 triliun. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang lelang sebelumnya pada 30 April silam sebesar Rp 13,26 triliun.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, ramainya lelang sukuk hari ini sejalan dengan tren kenaikan yield SUN yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. “Banyak investor yang akhirnya memanfaatkan momentum tersebut untuk mengikuti lelang di pasar primer,” ujarnya, Selasa (15/5).


Di samping itu, adanya sukuk seri PBS013 yang jatuh tempo pada Rabu (15/5) besok juga mempengaruhi kelangsungan lelang hari ini. Baik dari sisi investor maupun pemerintah, kebutuhan untuk investasi kembali dan menggantikan seri yang jatuh tempo tersebut meningkat.

Hanya saja, karena banyak sentimen negatif yang menghantui pasar obligasi Indonesia, investor lebih banyak memburu seri-seri bertenor pendek.

Lihat saja, seri SPNS01112019 yang jatuh tempo pada 1 November 2019 mampu memperoleh nilai penawaran masuk sebesar Rp 6,44 triliun. Angka tersebut lebih banyak dibandingkan seri-seri lain yang ditawarkan pada lelang hari ini.

Namun, di sisi lain, ketidakpastian pasar juga membuat sebagian investor meminta yield yang terlampau tinggi dari level wajarnya. Hal ini membuat pemerintah lebih selektif dalam menyerap dana dari hasil lelang.

Terbukti, nominal yang diserap pemerintah dari lelang tadi hanya mencapai Rp 5,15 triliun. Padahal, target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 8 triliun.

Selain itu, pemerintah juga tidak menyerap dana dari seri PBS015 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2047. Seri tersebut menjadi seri dengan tenor terpanjang yang dilelang kali ini.

“Selain faktor permintaan yield, nilai penerbitan SBN yang sudah cukup tinggi menjadi pertimbangan pemerintah untuk tidak terlalu agresif pada lelang hari ini,” ungkap Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto