Walau PDB AS positif, dollar AS melemah terhadap yen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh 3,2% secara tahunan di kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi daripada sebelumnya dan ekspektasi stagnan di level 2,2%.

Berdasarkan data Bloomberg pada penutupan perdagangan Jumat (26/4) pasangan USD/JPY melemah tipis 0,04% ke 111,58 dari hari sebelumnya pada 111,63. Dalam sepekan, pairing ini melemah 0,30%.

Kendati demikian, kenaikan PDB AS rupanya hanya disebabkan oleh perdagangan dan akumulasi terbesar dari barang-barang yang tak terjual sejak tahun 2015. Menyusul kemudian peningkatan dalam sektor personal consumption expenditures (PCE), investasi-inventaris pribadi, ekspor dan belanja pemerintah.


Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menilai bahwa seharusnya USD/JPY menghijau. Akan tetapi, dalam karena PDB AS hasilnya tak sepenuhnya baik, maka dollar AS terkoreksi.

Di sisi lain, suku bunga jangka pendek tetap pada level negatif 0,1% dan target yield obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun tetap 0,0%. Bank of Japan (BoJ) hanya merevisi turun ekspektasi pertumbuhan PDB tahun 2019 dari 0,9% menjadi 0,8%.

BoJ memperkirakan laju PDB 0,9% baru akan dicapai pada tahun 2020. Perkiraan core CPI untuk akhir tahun 2020/2021 juga direvisi turun dari 1,5% menjadi 1,4%.

Sejalan dengan itu, BoJ juga mensinyalir kalau tingkat suku bunga tetap akan berada pada level terendah setidaknya hingga musim semi tahun depan. Terlepas dari itu, otoritas moneter tertinggi di Jepang ini bersikukuh untuk tidak memperlonggar kebijakan yang telah diberlakukan.

Nah, meski sentimen dari Jepang juga negatif, pasar sepertinya lebih merespon data PDB AS yang terpantau melemah. “Pasar sementara mengabaikan sikap BoJ, lebih menanti rilis data AS,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (26/4)

Faisyal mengamati secara analisis teknikal indikator moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 berada di atas garis. Sementara, moving average convergence divergence (MACD) di level 0,2222 positif. Kemudian relative strength index (RSI) pun demikian.

Katanya pasar masih menunggu kelanjutan negosiasi dagang AS dan China. Karena dijadwalkan akan selesai di bulan ini maka USD/JPY berpotensi menguat.

Faisyal merekomendasikan buy on dips untuk USD/JPY. Adapun ia meramal pada perdagangan selanjutnya USD/JPY akan bergerak di level support 111,20 dan 110,50. Sementara level resistance antara 112,40 dan 113,10.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati