Walau terkoreksi, harga emas bakal berkilau menanti rilis data AS yang diramal buruk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas global terkoreksi tipis pada awal pekan perdagangan Senin (11/03). Harga emas turun setelah beranjak naik 1% di perdagangan sebelumnya, setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah mengirim dollar AS lebih rendah dan mengaburkan prospek ekonomi global.

Harga emas untuk pengiriman April 2019 di Commodity Exchange berada di level US$ 1.296 per ons troi. Angka ini melemah 0,23% dibanding penutupan perdagangan lalu di level US$ 1.299 per ons troi.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti menilai penurunan hari ini merupakan dampak dari beberapa aksi ambil untung di awal perdagangan setelah kenaikan pada hari Jumat (08/03). Dollar AS sebagian besar lebih kuat dan menambah tekanan pada emas.


Dollar AS menunggu rilisnya data Retail Sales bulanan per Januari yang akan rilis malam ini dengan prediksi di level 0%. Pada periode sebelumnya, data Retail Sales MoM rilis dengan hasil negatif 1.2% dan berada di bawah ekspektasi pasar.

Akibatnya, hal itu berdampak negatif bagi pergerakan greenback sehingga akan memberikan sentimen positif bagi lanjutan pergerakan logam mulia termasuk emas yang menguat.

“Melemahnya data ekonomi AS akan mempersulit langkah The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga,” kata Sakti kepada Kontan, Senin (11/3).

Sementara harga emas cenderung akan menguat apabila rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS tersebut terhambat. Selain itu, kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa serta China juga menjadi katalis positif tambahan bagi pergerakan harga emas.

Eropean Central Bank (ECB) telah mengumumkan kebijakan moneternya yang bernada dovish. Pertumbuhan Uni Eropa (UE) diprediksi melambat, sebab ECB merevisi pertumbuhan ekominya nya dari 1,7% menjadi 1,1% pada akhir tahun ini. Ini membuat ECB berencana menaikkan suku bunga acuannya pada 2020.

Tak ketinggalan, Negeri Tirai Bambu melaporkan rilis data Trade Balace China yang negatif di mana mencapai US$ 34 juta. Turun dari prediksi sebelumnya yakni US$ 257 juta maupun bulan sebelumnya mencapai US$ 271 juta.

Sakti mengamati secara analisa teknikal grafik daily di mana indikator moving average exponential (EMA) dengan kondisi mengecil yang menunjukkan arah harga berpotensi turun. 

Selanjutnya pada indikator relative strengh index (RSI) berada di area positif 45 yang menunjukkan arah harga kurang kuat naik. Kemudian pada indikator commodity channel index (CCI) berada di area negative 62 yang menunjukkan arah harga turun.

Secara umum emas berpotensi untuk kembali terkoreksi pada perdagangan selanjutnya selama rilis data AS belum keluar. 

Ia merekomendasikan trading sell untuk komoditas ini selama harga di bawah US$ 1.290 per ons troi dengan level resistance antara US$ 1.304, US$ 1.310, US$ 1.326 per ons troi dan support antara US$ 1.289, US$ 1.279, US$ 1.263 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi