Walaupun booking lesu, kualitas pembiayaan multifinance makin sehat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati bisnis pembiayaan industri multifinance belum optimal, namun secara kualitas terus membaik.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2019 realisasi pembiayaan multifinance sebesar Rp 445,48 triliun. Nilai ini hanya tumbuh 3,83% secara tahunan atau year on year (yoy) di bandingkan Juli 2018 senilai Rp 492,04 triliun.

Baca Juga: Penambahan modal lewat rights issue baru bisa digelar tahun depan, ini alasan BTN


Di sisi kualitas, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing atau NPF perusahaan pembiayaan semakin membaik. OJK mencatatkan NPF per Juli 2019 di level 2,74%. Hal ini membaik 44 basis poin (bps) dari pencapaian NPF di Juli 2018 sebesar 3,18%.

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai kendati pembiayaan belum tumbuh optimal namun perbaikan NPF menjadi tanda yang baik bagi industri. Ketua APPI Suwandi Wiranto menyatakan bahwa industri multifinance semakin sehat.

“Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun. Non performing financing (NPF) juga turun. Ini artinya pertanda yang bagus. Kalau pembiayaan lebih oke, maka profit bisa lebih cepat lagi,” jelas Suwandi beberapa waktu lalu.

Memang hingga Juli 2019, BOPO perusahaan multifinance di level 79,20% membaik dibandingkan Juli 2018 di posisi 80,34%.

Baca Juga: Pemerintah akan lelang tujuh seri SUN pada Selasa pekan depan, berikut daftarnya

Berkat kinerja ini, laba bersih setelah pajak industri multifinance tumbuh signifikan menjadi Rp 10,65 triliun. Nilai ini tumbuh 13,66% yoy dibandingkan Juli 2018 senilai Rp 9,37 triliun.

"NPF akhir tahun kami yakin semakin membaik. Tapi tidak akan jauh dari angka sekarang," pungkas Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi