Walhi berharap industri bisa kurangi sampah plastik



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mendukung program pemerintah mengurangi sampah plastik sebesar 30 persen di 2025, perusahaan consumer goods mulai menunjukkan komitmennya untuk bertanggung jawab atas sampah dari produk yang dihasilkan. 

Seperti Danone-AQUA yang berjanji membuat seluruh kemasan plastiknya dapat didaur ulang 100% serta Unilever yang telah membangun pabrik pengolahan plastik daur ulang di Sidoarjo, Jawa Timur.

Upaya itu mendapat tanggapan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Manajer Kampanye Urban dan Energi Walhi Dwi Sawung mengatakan belum banyak perusahaan yang tergerak untuk mengatasi masalah sampah plastik ini. 


Perusahaan lain perlu kesadaran akan tanggung jawabnya terhadap kelestarian lingkungan. "Kontribusinya masih kecil, khususnya di botol plastik baru 30% ya, masih kecil dibanding jumlah volume produksinya," ungkap Dwi kepada Kontan.co.id, Jumat (11/1).

Meski begitu, Walhi tetap mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh beberapa perusahaan terkait pengelolaan sampah plastik. Diyakini Walhi beberapa perusahaan menghadirkan bentuk tanggung jawab atau corporate social responsibilities (CSR) secara inisiatif dan tanpa dorongan dari pemerintah. Menurut Dwi, ini masih langkah awal dari sebuah perubahan.

Dwi juga beranggapan bahwa dengan mengelola sampah plastik dengan baik, perusahaan akan mendapatkan nilai bisnis yang positif pula. "Dari sisi perusahaan, mereka akan punya branding yang bagus. Masyarakat menengah atas semakin sadar akan masalah lingkungan. Maka ketika perusahaan memproduksi produk yang ramah lingkungan, masyarakat akan berpaling pada produk perusahaan tersebut," jelasnya.

Walhi berharap makin banyak produsen consumer goods yang ikut berperan memerangi bertumpuknya sampah-sampah plastik yang merusak lingkungan. "Ganti kemasan menjadi ramah lingkungan. Kalau belum bisa mengganti jenis kemasan, bisa menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang. Jangan kasih pengelolaan daur ulang ke pihak ketiga, soalnya kebanyakan ujung-ujungnya jatuh ke laut juga," tutur Dwi.

Walhi pun meminta pemerintah untuk mengeluarkan instrumen regulasi yang mampu membuat perusahaan-perusahaan yang belum tergerak agar segera bertindak. Walhi merekomendasikan agar pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan yang mampu mengelola sampah plastik dengan baik.

"Selama ini tidak ada pembeda antara perusahaan yang melakukan full recycle atau tanggung jawab perusahaan terhadap produknya dengan perusahaan yang tidak. Harusnya pemerintah mengeluarkan regulasi, entah bentuknya kayak cukai atau insentif. Kalau tidak ada pembeda jadi malas juga kan perusahaannya untuk melakukan hal tersebut," terang Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini