KONTAN.CO.ID - SEOUL. Menyadari potensi konflik dengan Korea Utara semakin besar, walikota Seoul meminta negara untuk segera membangun kemampuan produksi senjata nuklir agar bisa memberi perlawanan. Kepada
Reuters, Oh Se-hoon berpendapat saat ini negara sudah tidak bisa lagi terikat dengan tujuan denuklirisasi. "Kami telah sampai pada titik di mana sulit untuk meyakinkan orang dengan logika bahwa kita harus menahan diri untuk tidak mengembangkan senjata nuklir dan tetap berpegang pada tujuan denuklirisasi," kata Oh.
Lebih lanjut, walikota Seoul itu yakin saat ini Korea Utara telah hampir berhasil mengecilkan dan meringankan senjata nuklir taktis dan mengamankan setidaknya puluhan hulu ledak. Oh memang cukup vokal terkait masalah pengadaan senjata nukli negara. Bulan Februari lalu, dirinya meminta negara untuk memasukkan senjata nuklir sebagai salah satu opsi pertahanan.
Baca Juga: Korut Sambut Latihan Militer AS-Korsel dengan Peluncuran Rudal dari Kapal Selam Namun, komentarnya kali ini merupakan yang paling tegas terkait senjata nuklir yang pernah keluar dari mulutnya. Oh juga menjadi salah satu pejabat paling terkenal yang secara aktif mengadvokasi program senjata nuklir Korea Selatan. Berasal dari partai yang sama dengan Presiden Yoon Suk-yeol membuatnya semakin vokal terkait isu ini. Dirinya bahkan dipandang sebagai calon presiden pada tahun 2027. Sebagai walikota, Oh rutin mengawasi latihan pertahanan sipil tahunan Seoul dan mekanisme keamanan terpadu yang bertujuan melindungi wilayah metropolitan yang menampung hampir setengah dari populasi Korea Selatan itu. Menurut Oh, perang di Ukraina telah membuat langkah-langkah denuklirisasi tidak lagi menarik untuk diperjuangkan. Ia berkeyakinan bahwa senjata nuklir akan menjadi pencegah yang paling efektif terhadap Korea Utara.
Baca Juga: Survei: 7 dari 10 Orang Korea Selatan Dukung Pengembangan Senjata Nuklir Independen Mayoritas Penduduk Korea Selatan Mendukung Pengadaan Senjata Nuklir
Dalam jajak pendapat yang dirilis pada 1 Maret oleh Data Research, lebih dari 70% warga Korea Selatan mendukung pengembangan senjata nuklir dan 27% lainnya menentang. Sebanyak 59% dari responden juga meyakini bahwa Korea Utara mungkin akan menggunakan senjata nuklir jika perang pecah di Semenanjung Korea.
Dalam survei berbeda oleh Gallup Korea akhir Januari lalu, ditemukan bahwa 7 dari 10 penduduk Korea Selatan mendukung adanya pengembangan senjata nuklir secara independen. Hasilnya, 76,6% responden menjawab Korea Selatan perlu mengembangkan senjata nuklir secara mandiri untuk menghadapi ancaman dan provokasi Korea Utara yang semakin intensif. Sejalan dengan opini walikota Oh, sebanyak 77,6% responden juga menganggap denuklirisasi Korea Utara tidak akan mungkin terjadi. Sementara itu, 78,6% dari responden meyakini bahwa Korea Utara kemungkinan akan melakukan uji coba nuklirnya yang ketujuh dalam waktu dekat sehingga menimbulkan kekhawatiran yang lebih tinggi.