Wall St (26/8): S&P 500 dan Dow Jones Dibuka Naik di Tengah Harapan Suku Bunga AS



KONTAN.CO.ID - Indeks S&P 500 dan Dow Jones dibuka lebih tinggi pada hari Senin (26/8), dengan pasar fokus pada kinerja dari perusahaan AI ternama Nvidia dan laporan inflasi penting yang akan dirilis akhir pekan ini.

Sementara ketegangan geopolitik di Timur Tengah membuat investor waspada.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 25,76 poin atau 0,06% pada pembukaan perdagangan ke level 41.200,84.


S&P 500 dibuka lebih tinggi dengan kenaikan 5,05 poin atau 0,09% menjadi 5.639,66.

Sementara Nasdaq Composite turun 9,95 poin atau 0,06% ke level 17.867,85 pada bel pembukaan.

Baca Juga: Wall Street Akhir Pekan: Dow Jones, S&P 500, Nasdaq Bullish Tersengat Pidato Powell

Asal tahu, pasar menyambut baik pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Jumat (23/8). Di mana ia mengatakan "saatnya telah tiba" untuk menurunkan biaya pinjaman mengingat risiko inflasi yang semakin menurun dan permintaan tenaga kerja yang moderat.

Indeks utama reli lebih dari 1% pada sesi sebelumnya, dengan S&P 500 dan Dow kurang dari 1% dari rekor tertinggi mereka masing-masing.

Saham-saham berkapitalisasi kecil yang sensitif terhadap suku bunga mencatatkan hari terkuat mereka dalam enam minggu terakhir, seiring ekuitas terus mengurangi kerugian dari penurunan pasar pada awal Agustus.

Para pedagang kini bertaruh pada pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin pada bulan September.

Peluang untuk pemotongan sebesar 25 basis poin turun menjadi 65,5% dari lebih dari 70% pada minggu sebelumnya, sementara peluang untuk pemotongan 50 basis poin naik menjadi 34,5% dari sekitar 30% minggu lalu, menurut Fed Watch Tool dari CME Group.

Baca Juga: Pidato Lengkap Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, Tiba Waktunya Bunga Turun

"Permainan utamanya adalah The Fed. Mereka melakukan apa yang diantisipasi pasar, jadi ini kabar baik bahwa mereka akan memulai siklus pelonggaran," kata Thomas Hayes, ketua di Great Hill Capital LLC.

Perhatian akan beralih ke perkiraan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal kedua dan data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Juli, yang merupakan indikator inflasi pilihan bank sentral, yang akan dirilis akhir pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto