KONTAN.CO.ID - Wall Street diperdagangkan datar cenderung melemah pada hari Senin (4/11), seiring para investor bersiap menghadapi pekan penting bagi pasar global. Dengan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dan keputusan suku bunga The Fed yang diharapkan memotong suku bunga acuan. Melansir Reuters, pukul 10.01 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 108,63 poin atau 0,26% menjadi 41.943,56, S&P 500 naik 2,54 poin atau 0,04% menjadi 5.731,34. Sementara Nasdaq Composite kehilangan 20,00 poin atau 0,11% menjadi 18.219,92.
Baca Juga: Wall Street Nyaris Stagnan Senin (4/11), Pasar Menanti Pemungutan Suara Pilpres AS Kewaspadaan mencuat karena hasil dari pemilu yang ketat antara kandidat Demokrat Kamala Harris dan kandidat Partai Republik Donald Trump mungkin tidak akan segera diketahui setelah pemungutan suara berakhir pada hari Selasa. Beberapa "Trump trades" kehilangan momentum, setelah hasil survei baru-baru ini menunjukkan Harris unggul di Iowa, yang menyebabkan pelemahan dalam dolar, imbal hasil obligasi, dan bitcoin. “Ini adalah peristiwa terbesar untuk pasar tahun ini...tetapi kami berpikir yang paling bijak adalah tidak membuat taruhan besar,” kata Michael Reynolds, Vice President, Investment Strategy di Glenmede.
Baca Juga: Desa Leluhur Kamala Harris di India Gelar Doa untuk Kemenangan di Pilpres AS Volatilitas kemungkinan besar akan terjadi selama masa menunggu hasil pemilu, serta karena ketidakpastian tentang implikasi kebijakan. Indeks Volatilitas CBOE yang mengukur ekspektasi volatilitas ekuitas, berada di angka 22,39, jauh di atas rata-rata pergerakan 30 hari sebesar 19,44. Namun, ini masih lebih rendah dari kisaran 31,8 hingga 41 yang diperdagangkan pada minggu menjelang pemilu 2020. Saham yang dianggap bertaruh pada kemenangan Trump menurun, seperti Trump Media & Technology Group yang turun 2%, dan pengembang perangkat lunak Phunware yang membuat aplikasi untuk kampanye Trump pada tahun 2020 yang jatuh 8,3%. Investor tetap yakin akan adanya pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed dalam pertemuan bulan November, dengan keputusan diharapkan pada hari Kamis.
Baca Juga: Jajak Pendapat Pemilu AS: Harris Unggul Tipis atas Trump dalam Dua Survei Terbaru Indeks saham energi naik 1,6%, seiring kenaikan harga minyak lebih dari 2% setelah OPEC+ menunda rencana untuk meningkatkan produksi. Asal tahu, ketiga indeks utama menurun pada akhir pekan lalu karena pendapatan yang beragam dari perusahaan teknologi besar menyebabkan kerugian di beberapa perusahaan terbesar di Wall Street. Sebagian besar saham berkapitalisasi besar mengalami pelemahan pada hari Senin ini, dengan saham Tesla turun 2,4% akibat penurunan penjualan kendaraan buatan China di bulan Oktober. Namun, saham Nvidia naik 1,1% setelah S&P Dow Jones Indices menyatakan pada hari Jumat bahwa perusahaan tersebut akan menggantikan Intel dalam Dow Jones Industrial Average. Saham Intel turun 3%.
Baca Juga: Lady Gaga Dukung Kamala Harris di Pensylvania Jelang Pemilu Saham operator hotel Marriott International kehilangan 2% setelah memangkas proyeksi keuntungan tahun 2024 akibat lemahnya permintaan perjalanan domestik di AS dan China. Di sektor utilitas, Constellation Energy menjadi pecundang terbesar di S&P 500 dengan penurunan 12,4% setelah laporan hasilnya, yang menyeret sektor utilitas ke bawah.
Di sisi data, pesanan pabrik AS turun 0,5% pada September secara bulanan, sesuai ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto