KONTAN.CO.ID - Saham-saham di Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Kamis (3/10), menjelang laporan ketenagakerjaan bulanan AS yang akan dirilis pada Jumat (4/10). Sementara para investor tetap mengamati dengan cermat konflik yang semakin memanas di Timur Tengah. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 184,93 poin atau 0,44% menjadi 42.011,59, indeks S&P 500 turun 9,58 poin atau 0,17% menjadi 5.699,96, dan Nasdaq Composite turun 6,65 poin atau 0,04% menjadi 17.918,48.
Meskipun demikian, S&P 500 masih naik 19,5% sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Wall Street Mixed, Data Pekerjaan dan Konflik Timur Tengah Menjadi Fokus Data pada Kamis menunjukkan bahwa jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru naik sedikit pekan lalu. Kondisi ini dipengaruhi oleh Badai Helene dan aksi mogok di beberapa pelabuhan yang dapat mempengaruhi gambaran pasar tenaga kerja dalam waktu dekat. Laporan ketenagakerjaan untuk September, yang akan dirilis pada Jumat, dianggap penting untuk prospek suku bunga di AS. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan akan ada penambahan 140.000 lapangan pekerjaan, sementara tingkat pengangguran diperkirakan tetap stabil di angka 4,2%. Investor menantikan data lebih lanjut tentang pasar tenaga kerja setelah Federal Reserve bulan lalu memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, sebuah penurunan besar yang belum terjadi sejak 2020.
Baca Juga: Wall St Rabu (2/10): S&P 500 Ditutup Flat, Fokus Data Pekerjaan AS dan Timur Tengah "Sepertinya para investor berhati-hati menunggu laporan ketenagakerjaan besok," kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments di New York. Dia juga menambahkan bahwa "wajar untuk melihat adanya aksi ambil untung setelah reli besar yang telah kita alami dalam dua hingga tiga minggu terakhir." Indeks volatilitas Cboe, yang sering disebut sebagai pengukur rasa takut di Wall Street, naik menjadi 20,49, tertinggi sejak 6 September. Sementara itu, militer Israel meminta penduduk di lebih dari 20 kota di Lebanon selatan untuk segera mengungsi dari rumah mereka pada Kamis. Para pedagang kini memperkirakan ada 35% kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan, turun dari 49% minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Baca Juga: Wall Street Bergerak di Sekitar Level Terendah Dalam Dua Pekan, Rabu (2/10) Indeks acuan sempat berubah positif setelah survei dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa AS melonjak ke level tertinggi dalam satu setengah tahun pada September, menunjukkan bahwa ekonomi tetap kuat di kuartal ketiga. "Sekali lagi, sektor jasa yang mendorong ekonomi tetap berjalan," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management. Namun, dia juga mengingatkan, "harga minyak yang meningkat dan aksi mogok di pelabuhan dapat menjadi gangguan besar." Saham energi naik seiring dengan lonjakan harga minyak karena kekhawatiran meningkatnya konflik di Timur Tengah yang dapat mengancam aliran minyak mentah global. Indeks energi S&P 500 naik 1,6%.
Baca Juga: Klaim Amerika: Kapal Perang AS Bantu Mencegat Rudal Iran yang Menyerang Israel Aksi mogok pekerja di Pantai Timur dan Teluk memasuki hari ketiga. Ekonom Morgan Stanley mengatakan bahwa penghentian yang berkepanjangan dapat meningkatkan harga konsumen, terutama harga makanan yang akan bereaksi lebih dulu. Saham Constellation Brands turun 4,7% setelah produsen bir tersebut mempertahankan perkiraan penjualan dan laba untuk tahun fiskal 2025. Hasil dari beberapa bank besar AS diharapkan akan membuka musim pelaporan laba kuartal ketiga S&P 500 pada akhir minggu depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto