Wall St: S&P 500 dan Nasdaq Naik, Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Meningkat



KONTAN.CO.ID - S&P 500 dan Nasdaq naik tipis pada hari Rabu (5/6) karena investor memperkuat spekulasi akan dimulainya siklus pelonggaran The Fed lebih awal dari perkiraan.

Setelah beberapa laporan ekonomi terbaru mengisyaratkan melemahnya pasar tenaga kerja dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, pukul 10:05 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 103,18 poin atau 0,27% pada 38,608.11, S&P 500 naik 12,94 poin atau 0,24% pada 5,304.28, dan Nasdaq Composite naik 123,07 poin atau 0,73 % pada 16.980,11.


Baca Juga: Wall St Dibuka Naik Rabu (5/6), Seiring Meningkatnya Harapan Penurunan Suku Bunga

Saham perusahaan-perusahaan raksasa seperti Nvidia, Microsoft dan Amazon.com naik antara 0,3% dan 2,5%. Sedangkan Indeks Semikonduktor Philadelphia SE bertambah 2,2%.

Saham-saham teknologi naik 1,1%, memimpin kenaikan sektoral. Namun mayoritas sektor S&P 500 lainnya melemah.

Imbal hasil (yield) US Treasury awalnya merosot ke posisi terendah dalam dua bulan. Setelah laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, pengusaha swasta meningkatkan jumlah karyawan mereka sebesar 152.000 pada bulan April, jauh lebih rendah dari perkiraan.

Pedagang sekarang memperkirakan pelonggaran hampir 48 basis poin tahun ini, menurut aplikasi probabilitas tingkat suku bunga LSEG.

Ekspektasi penurunan suku bunga di bulan September kini hampir mencapai 69%, dibandingkan di bawah 50% pada minggu lalu, menurut alat FedWatch CME.

Secara terpisah, survei Institute of Supply Management menunjukkan, aktivitas sektor jasa mencapai 53,8 pada bulan Mei, lebih baik dari ekspektasi sebesar 50,8.

Dengan indeks-indeks utama mendekati titik tertinggi sepanjang masa, investor mengatasi kekhawatiran melemahnya perekonomian dengan harapan hal ini akan menyebabkan penurunan suku bunga The Fed dimulai lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Wall Street Perkasa: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Disokong Data Tenaga Kerja yang Lemah

“Peluang terjadinya resesi telah meningkat hanya dari data yang telah kita lihat… perekonomian telah menipu kita dan lebih tangguh dari perkiraan orang, namun pada titik tertentu perekonomian akan melemah,” kata Thomas Martin, wakil presiden dan senior manajer portofolio di Globalt Investments.

Namun, “ada banyak keinginan untuk berpartisipasi dan tidak melewatkan rapat umum musim panas”, tambahnya.

Investor sekarang menunggu laporan nonfarm payrolls, yang akan dirilis pada hari Jumat (7/6), untuk evaluasi pasar tenaga kerja yang komprehensif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto