Wall Steet: S&P 500 dan Nasdaq kompak menguat, Dow Jones lesu



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Dua dari tiga indeks utama di Wall Street ditutup menguat. Bahkan, indeks S&P 500 kembali mencetak rekor penutupan terbarunya setelah mengabaikan kekhawatiran tentang penghentian penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson.

Selasa (13/4), indeks S&P 500 ditutup menguat 13,6 poin atau 0,33% ke level 4.141,59 dan indeks Nasdaq Composite naik 146,10 poin atau 1,05% menjadi 13.996,10. Hanya indeks Dow Jones Industrial Average yang ditutup melemah 68,13 poin atau 0,2% ke posisi 33.677,27. 

Dengan hasil ini, S&P 500 kembali mencetak rekor tertinggi barunya setelah reli panjang di pekan lalu. Asal tahu saja, pekan lalu S&P 500 mencetak rekor tertinggi dalam tiga hari berturut-turut, yakni pada hri Rabu (7/4), Kamis (8/4) dan Jumat (9/4). 


Keunggulan indeks S&P 500 dan Nasdaq muncul setelah saham sektor teknologi kembali terbang tinggi usai menarik pembelian baru. Alhasil, saham Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com Inc melesat. Ketiganya menguat antara 0,6% dan 2,4%.

Sektor teknologi yang lebih luas naik 1%, dan NYSE FANG + TM Index melejit 1,7% ke rekor penutupan lebih tinggi untuk ke-12 kalinya secara berturut-turut.

"Sementara (berita J&J) dapat menyebabkan beberapa volatilitas jangka pendek, investor cukup teguh dalam keyakinan mereka pada pemulihan ekonomi penuh," kata Mike Loewengart, Managing Director di E*TRADE Financial.

Baca Juga: Wall Street tertahan inflasi AS yang mencapai level tertinggi sejak Agustus 2012

Sebelumnya, berita tentang vaksin J&J dikhawatirkan akan menekan bursa saham Amerika Serikat (AS). Terlebih mulai muncul desakan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 J&J setelah enam wanita mendapatkan pembekuan darah langka. 

Saham pembuat obat itu pun sempat mencapai level terendah satu bulan sebelum memulihkan beberapa kerugian dan akhirnya ditutup turun 1,3%. 

Di saat bersamaan, data terbaru menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) pada bulan Maret naik paling tinggi dalam lebih dari 8,5 tahun. Berdasarkan data, CPI bulan Maret naik 0,6% karena upaya vaksinasi dan gelontoran stimulus fiskal yang mendorong permintaan. 

Hasil ini memulai apa yang sebagian besar ekonom harapkan terkait periode singkat inflasi yang lebih tinggi. 

Indeks volatilitas, yang mencerminkan kurangnya kegelisahan pasar, mencapai penutupan terendah baru 14 bulan di 16,65.

"Kami lihat dari awal bulan ini VIX menerobos level di bawah 20 dan menetapkan kisaran perdagangannya di pertengahan, yang terkenal untuk lingkungan risiko yang lebih luas saat kita memasuki musim laba," kata Greg Boutle, US Head of Equity and Derivative Strategy BNP Paribas.

Musim laporan kinerja perusahaan untuk kuartal pertama akan dimulai pada hari Rabu, dengan laporan pertama dari Goldman Sachs, JPMorgan dan Wells Fargo.

Analis memperkirakan pendapatan untuk perusahaan dalam S&P 500 melonjak 25% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data Refinitiv IBES, hal tersebut didorong oleh kekuatan di perusahaan keuangan dan kebijaksanaan konsumen.

Pada perdagangan tersebut saham perusahaan uang kripto dan firma terkait blockchain Riot Blockchain dan Marathon Digital Holdings masing-masing naik 15% dan 1,9%. Dukungan untuk keduanya datang usai harga bitcoin melonjak 5,6%, sehari menjelang pencatatan Coinbase, pertukaran uang kripto terbesar di AS.

Selanjutnya: Terjadi pembekuan darah, FDA hentikan sementara penggunaan vaksin Johnson & Johnson

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari