KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street melorot pada akhir perdagangan Kamis (9/3). Penurunan saham bank menyeret turun ketika indeks utama. Investor khawatir laporan pekerjaan yang akan dirilis Jumat (10/3) dapat memicu kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve. Mengutip
Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 543,54 poin atau 1,66% ke level 32.254,86, S&P 500 turun 73,69 poin atau 1,85% ke level 3.918,32 dan Nasdaq Composite turun 237,65 poin atau 2,05% ke level 11.338,36. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,69 miliar saham dengan rata-rata 10,95 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Baca Juga: Wall Street Menguat Setelah Klaim Pengangguran AS Meningkat Indeks bank S&P 500 turun 6,6% setelah mencapai level terendah sejak pertengahan Oktober. Investor meninggalkan sektor tersebut setelah pemberi pinjaman industri teknologi SVB Financial Group menjual saham untuk menopang neraca karena penurunan simpanan dari startup yang berjuang untuk pendanaan. Tetapi sebagian besar investor tetap fokus pada laporan non-farm payrolls hari Jumat untuk bulan Februari dengan ekspektasi kenaikan upah yang besar. Komentar
hawkish minggu ini dari Gubernur Fed Jerome Powell telah memperburuk kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang akan datang. Pedagang bertaruh bahwa peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed pada Maret sekitar 60%, menurut FedWatch CME Group, naik tajam dari probabilitas 31% sebelum penampilan Powell pada Selasa dan Rabu di Kongres. "Ada banyak antisipasi seputar laporan pekerjaan besok. Kami akan mendapatkan banyak data dalam satu setengah minggu ke depan," kata Mona Mahajan, Ahli Strategi Investasi Senior, Edward Jones, New York. Sejumlah laporan yang akan dirilis sebelum pertemuan The Fed 22 Maret juga termasuk data inflasi dan penjualan ritel. Data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Kamis (9/3) menyebutkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara naik 21.000 menjadi 211.000 untuk pekan yang berakhir 4 Maret. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh
Reuters yang memperkirakan 195.000 klaim. Mahajan menilai, klaim pengangguran yang meningkat minggu lalu mungkin merupakan tanda pertama pasar tenaga kerja mungkin menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Namun ia perlu melihat lebih banyak titik data untuk membentuk tren.
Baca Juga: Wall Street Mixed,S&P 500 Nyaris Stagnan Saat Investor Menanti Rilis Data Ekonomi AS Laporan non-farm payrolls bulan Februari diharapkan menunjukkan payrolls naik 205.000 bulan lalu setelah ledakan bulan Januari sebesar 517.000.
"Tetapi dengan perkiraan kenaikan upah Februari sebesar 4,7% dibandingkan dengan 4,4% pada Januari, rasanya seperti bergerak ke arah yang salah bahkan jika kita hanya memenuhi ekspektasi," kata Mahajan. Kekhawatiran investor bahwa Fed dapat memperketat kebijakan dan menyebabkan resesi, yang akan merugikan permintaan kredit bank. "Ada elemen jual dulu
(sell first, ask question later) sehubungan dengan risiko penularan untuk saham bank," kata Luschini di Janney Montgomery Scott. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi