Wall Street anjlok terseret jatuhnya harga minyak dunia



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street anjlok pada pembukaan perdagangan Senin (20/4) terseret anjloknya harga minyak dunia. Sementara itu, investor bersiap mencermati laporan kinerja emiten dan data ekonomi yang dapat memberikan lebih banyak kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh virus corona.

Mengutip Reuters, Senin (20/4) indeks Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 2% pada menit awal setelah dibuka turun 147,39 poin atau 0,61% di level 24.095,10, S&P 500 dibuka turun 28,94 poin atau 1,01% di level 2.845,62 dan Nasdaq Composite turun 96,77 poin atau 1,12% ke level 8,553,38 pada saat pembukaan. 

Baca Juga: Wall Street berseri, ditopang kenaikan saham Boeing dan harapan obat virus corona


Saham Exxon Mobil Corp turun 2,4% dalam perdagangan premarket dan Chevron Copr turun 3,6% setelah harga minyak mentah AS melorot ke level terendah sejak tahun 1999 karna kekhawatiran kelebihan pasokan.

"Ada konsensus awal pagi ini bahwa risiko berjalan terlalu jauh, terlalu cepat," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global AxiCorp seperti dikutip Reuters,Senin (20/4).

Harapan juga meningkat untuk pembukaan kembali ekonomi secara bertahap setelah Presiden Donald Trump mengutip tanda-tanda merosotnya wabah virus pekan lalu dan menguraikan pedoman baru bagi negara-negara untuk menarik diri dari penutupan.

Tetapi rencananya tipis pada detail dan menyerahkan sebagian besar keputusan pada gubernur negara bagian.

"Pemulihan akan jauh lebih lambat daripada harga pasar saat ini hanya karena langkah-langkah sosial jarak dapat santai tetapi tidak dihapus sampai kita memiliki vaksin atau obat yang sangat efektif," kata Andrea Cicione, kepala strategi di TS Lombard di London.

Baca Juga: Wall Street terangkat rencana Trump dan potensi obat virus corona

Dalam berita ekonomi, survei pada April sektor manufaktur dan jasa AS akan jatuh tempo pada hari Kamis, sementara klaim pengangguran AS diperkirakan telah mencapai sebanyak 5 juta dalam pekan yang berakhir 18 April, di atas 22 juta klaim dalam empat minggu sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi