Wall Street anjlok terseret penjualan ritel AS yang mencatat kinerja terburuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih mencatat penurunan jelang akhir pekan. Jumat (15/5) pukul 21.06 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,48% ke 23.523.

Indeks S&P 500 melorot 0,58% ke 2.836. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,61% ke 8.888.

Hari ini, Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana untuk memojokkan Huawei dari pasar cip global. Rencana ini bisa memanaskan kembali tensi dagang antara AS dan China, di tengah kesepakatan awal yang goyah dan saling menyalahkan soal asal mula virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.


Baca Juga: Data ekonomi domestik jadi penekan IHSG sepekan ini

Apalagi, Presiden AS Donald Trump kemarin mengatakan bahwa pandemi corona mengganggu kesepakatan dagang yang disetujui Januari lalu. Trump menambahkan bahwa dia bisa memutus hubungan sama sekali dengan China. "Hiruk pikuk perang dagang masih berlanjut," kata Stephen Innes, chief market strategist AxiCorp kepada Reuters.

Apalagi, penjualan ritel AS pun merosot lebih dalam daripada prediksi. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel merosot 16,4% di bulan lalu. Ini adalah penurunan terbesar sejak pemerintah AS melacak data penjualan ritel di tahun 1992.

Rontoknya penjualan ritel yang menjadi penyumbang besar ekonomi AS, menambah jumlah 20,5 juta hilangnya pekerjaan di bulan lalu. "Dari buruk menjadi lebih buruk dan paling buru, ekonomi AS berada di tepi kejatuhan dalam," kata Christopher Vecchio, analis Dailyfx.

"Meski yield US Treasury menunjukkan bahwa peluang resesi dalam 12 bulan ke depan hanya kurang dari 20%, jelas bahwa kekhawatiran kontraksi ekonomi negara-negara besar sangat beralasan," ujar dia.

Baca Juga: Ekonomi Hong Kong merosot 8,9% di kuartal pertama, resesi terburuk dalam sejarah

Sementara harga emas kembali menguat karena investor mencari aset aman. Harga emas spot naik 0,1% ke US$ 1.731 per ons troi dan menguat hampir 2% sepekan ini.

"Harga emas berkonsolidasi selama beberapa pekan dan akhirnya tembus kemarin," kata Craig Erlam, analis OANDA kepada Reuters.

Sebanyak 2,98 juta warga AS mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu. Survei Reuters menunjukkan bahwa outlook ekonomi AS makin suram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati