KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup
mixed pada akhir perdagangan Jumat (19/3), dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah, sementara Nasdaq menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 234,33 poin atau 0,71% ke 32.627,97, S&P 500 turun 2,36 poin atau 0,06% ke 3.913,10 dan Nasdaq Composite naik 99,07 poin atau 0,76% ke 13.215,24. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 16,5 miliar saham, dengan rata-rata 14,4 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Kenaikan indeks Nasdaq didorong oleh kenaikan saham Facebook dan saham energi, sementara S&P 500 melemah karena rally kenaikan imbal hasil US Treasury berhenti. Imbal hasil surat utang AS bertenor 10-tahun, yang telah meningkat tajam dalam tujuh minggu terakhir karena ekspektasi pertumbuhan, mendekati puncak 14 bulan di 1,742%.
Baca Juga: Wall Street mixed, Dow Jones dan S&P 500 turun karena saham bank melorot "Apa yang kami lihat hari ini adalah lingkungan suku bunga yang lebih stabil di seluruh kurva setelah beberapa minggu kenaikan suku bunga, dan kami melihat beberapa derajat pembalikan kepemimpinan di pasar ekuitas," kata Bill Northey, direktur investasi senior di US Bank Wealth Management di Minneapolis seperti dikutip Reuters. Saham Facebook Inc rally 4,1% dan memberikan dorongan terbesar untuk Nasdaq dan S&P 500 setelah Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg mengatakan perubahan kebijakan privasi Apple Inc yang akan segera terjadi pada penjualan iklan akan membuat jaringan sosial dalam "posisi yang lebih kuat." Indeks bank S&P 500 turun 1,6% setelah Federal Reserve AS mengatakan tidak akan memperpanjang bantuan penyangga modal sementara yang diberlakukan untuk meredakan tekanan yang dipicu pandemi di pasar pendanaan. "Saham Bank-bank telah mengalami kenaikan yang signifikan tahun ini dan berita ini hanya bertindak sebagai katalis untuk aksi ambil untung," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.
Optimisme tentang paket bantuan fiskal US$ 1,9 triliun dan janji Fed untuk mempertahankan sikap kebijakan ultra-longgar selama bertahun-tahun telah mempercepat peralihan ke saham-saham yang terkait dengan ekonomi, mendorong S&P 500 dan Dow Jones ke level rekor minggu ini. Namun, Nasdaq masih sekitar 6% di bawah penutupan tertinggi sepanjang masa 12 Februari karena saham teknologi dan pertumbuhan tinggi telah kehilangan dukungan dalam beberapa bulan terakhir, dengan penilaian mereka terlihat kurang menarik karena imbal hasil obligasi naik. Beberapa manajer obligasi percaya langkah kenaikan imbal hasil baru-baru ini telah meresahkan dan juga khawatir pasar dapat dipandang tidak teratur jika momentum terus berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi