KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Wall Street bergerak relatif datar dalam perdagangan singkat menjelang Malam Natal pada Rabu (24/12/2025), seiring investor menunggu kepastian apakah pasar saham dapat melanjutkan kenaikan ke level rekor di periode yang secara musiman dikenal positif bagi pasar keuangan. Indeks acuan S&P 500 tercatat hanya sekitar 0,1% di bawah rekor tertinggi intraday, setelah mencetak penutupan tertinggi sepanjang masa pada Selasa. Pergerakan ini terjadi di tengah evaluasi investor terhadap sejumlah data ekonomi terbaru yang memberikan gambaran bercampur mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat, sekaligus tidak banyak mengubah ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter tahun depan.
Data Ekonomi AS Campuran, Pasar Tenaga Kerja Tetap Stabil
Harapan “Santa Claus Rally” Menguat
Kenaikan saham AS dalam beberapa waktu terakhir kembali memunculkan harapan akan terjadinya “Santa Claus rally”, yakni fenomena musiman ketika S&P 500 mencatatkan kenaikan pada lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama Januari, menurut Stock Trader’s Almanac. Periode tersebut dimulai pada Rabu ini dan berlangsung hingga 5 Januari. Baca Juga: Wall Street Bergerak Tipis Setelah Data Ekonomi AS Lebih Kuat dari Perkiraan Sementara itu, indeks volatilitas Wall Street atau “fear gauge” VIX tercatat berada di dekat level terendah sejak Desember 2024, mencerminkan sentimen pasar yang relatif tenang.Volume Perdagangan Tipis Jelang Libur Natal
Volume transaksi diperkirakan tetap tipis, mengingat pasar saham AS tutup lebih awal pukul 13.00 waktu setempat (18.00 GMT) pada Rabu dan libur penuh pada Kamis untuk memperingati Hari Natal. Pada pukul 09.40 waktu setempat, kinerja indeks utama Wall Street tercatat sebagai berikut:- Dow Jones Industrial Average naik 39,02 poin atau 0,08% ke level 48.481,43
- S&P 500 naik tipis 0,01% ke 6.909,91
- Nasdaq Composite turun 0,12% ke 23.533,20
Volatilitas Tinggi Sepanjang Tahun, Tren Bullish Tetap Terjaga
Sepanjang tahun ini, pasar saham AS mengalami fluktuasi tajam akibat isu tarif, kekhawatiran valuasi tinggi pada saham teknologi dan kecerdasan buatan (AI), serta perubahan cepat ekspektasi suku bunga. Meski demikian, tren pasar bullish yang dimulai sejak Oktober 2022 tetap terjaga. Optimisme terhadap AI, prospek penurunan suku bunga, dan ketahanan ekonomi AS menopang sentimen pasar, dengan tiga indeks utama Wall Street berpeluang mencatatkan kenaikan tahunan untuk tahun ketiga berturut-turut. Baca Juga: Dominasi Wall Street Angkat Kripto di 2025, Bagaimana Prospek Permintaan 2026? Ke depan, pasar global juga akan mencermati isu suksesi Ketua The Fed Jerome Powell, setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa siapa pun yang tidak sejalan dengannya “tidak akan pernah menjadi Ketua The Fed”.Pergerakan Saham Individual
Di antara saham-saham individual:- Nike melonjak 4,7% setelah CEO Apple Tim Cook, yang juga direktur independen utama Nike, membeli saham senilai sekitar US$3 juta.
- Intel turun 2% menyusul laporan bahwa Nvidia menghentikan pengujian manufaktur pada node chip 18A milik Intel.
- Dynavax Technologies melonjak tajam 38,5% setelah perusahaan farmasi Prancis Sanofi mengumumkan rencana akuisisi senilai sekitar US$2,2 miliar.