KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal perdagangan Rabu (2/10). Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq Composite diperdagangkan mendekati level terendah dalam dua pekan. Investor memperkirakan kemungkinan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Sementara survei meredakan kekhawatiran tentang penurunan cepat di pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Rabu (2/10) pukul 21.40 WIB, Dow Jones Industrial Average yang sempat dibuka turun, berbalik menguat 0,06% ke 42.174. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,01% ke 5.708. Sedangkan Nasdaq Composite juga berbalik menguat 0,04% ke 17.916.
Pasar waspada karena Israel dan AS berjanji untuk membalas setelah Iran menyerang Israel pada hari Selasa. Kemarin, S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan harian terbesar dalam hampir sebulan. Delapan dari 11 sektor S&P 500 turun. Sektor energi mencapai titik tertinggi lebih dari satu bulan dan naik 1,5%.
Baca Juga: IHSG Melorot ke 7.563 Hari Ini (2/10), BBRI, BMRI, BBCA Paling Banyak Net Sell Asing Harga minyak naik lebih dari 3% karena para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan gangguan pasokan dari Timur Tengah yang kaya minyak. Harga saham Chevron dan Exxon Mobil masing-masing naik lebih dari 1%. Saham pertahanan seperti Lockheed Martin dan RTX datar setelah indeks kedirgantaraan dan pertahanan S&P 500 yang lebih luas mencapai rekor tertinggi pada hari Selasa. "Sentimen didominasi oleh risiko meningkatnya konflik di Timur Tengah dan kurangnya informasi tentang seberapa kuat respons Israel nantinya. Itulah sebabnya pasar tidak banyak bergerak," kata Jay Hatfield, manajer portofolio di InfraCap seperti dikutip
Reuters. Indeks Volatilitas CBOE, pengukur rasa takut Wall Street, berada di dekat level tertinggi tiga minggu dan terakhir berada di angka 19,56.
Baca Juga: Intip Top Gainers LQ45 saat IHSG Anjlok pada Rabu (2/10), Ada MEDC, AKRA, dan ANTM Sementara itu, gaji swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September sebagai bukti lebih lanjut bahwa kondisi pasar tenaga kerja tidak memburuk. Peluang penurunan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan Fed bulan November adalah sebesar 65,7%, naik dari 42,6% seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group. "Laporan ADP kuat dan itu mungkin mengurangi volatilitas, karena kita tidak berada dalam kekosongan informasi sepenuhnya," kata Hatfield. Komentar dari para pembuat kebijakan Fed termasuk Beth Hammack dan Alberto Musalem dijadwalkan sepanjang hari. Sementara fokus akan tetap pada data penggajian nonpertanian untuk bulan September yang akan dirilis hari Jumat. Pasar berakhir lebih tinggi pada bulan September setelah Federal Reserve AS memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter. The Fed memangkas suku bunga 50 basis poin yang tidak biasa untuk menopang pasar kerja pada bulan lalu.
Baca Juga: Tensi Geopolitik di Timur Tengah Hingga PMI Manufaktur yang Masih Lesu Menekan Rupiah Pemogokan pekerja dermaga di East Coast dan Gulf Coast yang merugikan ekonomi sekitar US$ 5 miliar per hari menurut estimasi analis JPMorgan, memasuki hari kedua. Beberapa perusahaan seperti Walmart, Merit Medical Systems, dan McCormick mengatakan mereka telah merencanakan pemogokan tersebut.
Harga saham Tesla turun 4,7% setelah melaporkan pengiriman kendaraan kuartal ketiga di bawah estimasi. Sedangkan harga saham Nike turun 7,4% setelah menarik perkiraan pendapatan tahunannya tepat saat CEO baru akan mengambil alih. Kedua saham tersebut sangat membebani sektor konsumen diskresioner, yang berada di posisi terendah dengan kerugian 1,2%. Harga saham Humana anjlok 21% setelah mengatakan pihaknya memperkirakan jumlah total anggota yang terdaftar dalam rencana Medicare Advantage berperingkat teratas untuk mereka yang berusia 65 tahun ke atas akan menurun pada tahun 2025. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati