Wall Street Bergerak Naik Senin (23/9), Fokus pada Petinggi The Fed dan Data Ekonomi



KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street bergerak lebih tinggi dalam perdagangan yang fluktuatif pada Senin (23/9).

Dengan para investor fokus pada komentar dari para pembuat kebijakan The Fed dan data aktivitas pabrik, setelah keputusan bank sentral untuk memulai pelonggaran kebijakan moneter.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 8,63 poin atau 0,01% menjadi 42.068,84, S&P 500 naik 11,07 poin atau 0,19% menjadi 5.713,62, dan Nasdaq Composite naik 46,64 poin, atau 0,27%, menjadi 17.995,97.


Baca Juga: Wall Street Senin (23/9): S&P 500 dan Nasdaq Dibuka Menguat

Delapan dari 11 sektor S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan saham energi memimpin kenaikan sebesar 1,4%. Sementara saham sektor kesehatan turun 0,3%.

Langkah penting The Fed dalam kebijakan moneter minggu sebelumnya mendukung kenaikan indeks utama untuk pencapaian bulanan, melawan tren historis di mana bulan September biasanya menjadi bulan yang lemah untuk ekuitas.

Setelah reli sepanjang tahun ini, S&P 500 mendekati level tertinggi sepanjang masa. Sementara Dow Jones mencetak rekor tertinggi intraday.

Di antara saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga, saham Tesla melonjak 3,6%, Meta naik 1,2%, Sementara Apple turun 0,5%. Indeks Russell 2000, yang melacak saham berkapitalisasi kecil, naik 0,2%.

Komentar dari sejumlah pembuat kebijakan The Fed menjadi fokus utama saat para investor mencari petunjuk mengenai alasan bank sentral memulai siklus pelonggarannya dengan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Baca Juga: Intel dalam Pembicaraan untuk Mendapatkan Investasi Hingga US$5 Miliar dari Apollo

Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan, inflasi dan pengangguran mendekati tingkat normal, yang mengisyaratkan keterbukaan terhadap laju penurunan suku bunga yang lebih cepat.

Laporan lain menunjukkan bahwa Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, memperkirakan pemotongan suku bunga tambahan sebesar 50 basis poin pada akhir tahun ini.

FedWatch Tool milik CME Group menunjukkan taruhan awal para trader yang mendukung langkah The Fed yang lebih besar pada pertemuan November.

Tetapi saat ini ekspektasi menunjukkan pergerakan yang setara, dengan prediksi penurunan suku bunga total sebesar 74,3 basis poin pada akhir tahun menurut data LSEG.

"Pasar mengantisipasi lebih banyak dari yang mungkin akan diberikan The Fed, dan karena itu, pasar akan tetap bergejolak," kata Phil Blancato, CEO Ladenburg Thalmann Asset Management.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Datar Jumat (20/9), Dow Mencapai Rekor dalam Pekan yang Kuat

Dari sisi data, survei awal menunjukkan aktivitas manufaktur dan jasa pada bulan September masing-masing berada di angka 47 dan 55,4, dibandingkan dengan perkiraan 48,5 dan 55,2.

Namun, sorotan akan tertuju pada data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan Agustus pada hari Jumat, yang menjadi tolok ukur inflasi pilihan The Fed.

Di antara pergerakan terbesar, saham Intel naik 2,3% setelah laporan menunjukkan bahwa Apollo menawarkan investasi hingga $5 miliar di perusahaan pembuat chip tersebut.

Saham General Motors turun 3,2% setelah Bernstein menurunkan peringkat saham perusahaan otomotif tersebut.

Selanjutnya: AAUI Proyeksikan Premi Asuransi Rekayasa Masih Tumbuh hingga Akhir Tahun

Menarik Dibaca: Ciri-ciri Mentimun, Apakah Tergolong Jenis Buah atau Sayur?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto