KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street menunjukkan pergerakan terbatas pada Selasa (12/11), setelah kenaikan tajam pasca-pemilu. Para investor kini memusatkan perhatian pada data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini sebagai panduan lebih lanjut mengenai prospek kebijakan ekonomi dan moneter negara tersebut. Saham beberapa perusahaan yang diharapkan berkinerja baik di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump melemah, termasuk Tesla yang turun 2,5% setelah lonjakan hampir 40% sejak 5 November lalu. Saham ini memberikan tekanan pada sektor barang konsumsi yang turun 0,3%.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Relatif Datar Selasa (12/11), Fokus Bergeser ke Data Ekonomi AS Indeks Russell 2000 yang berisi perusahaan berkapitalisasi kecil juga turun 0,2%, setelah mencatatkan penutupan tertinggi dalam tiga tahun pada Senin lalu. Saham Trump Media & Technology Group turun 7,7%. Melansir Reuters, pukul 09.44 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 107,69 poin, atau 0,24%, menjadi 44.400,82, S&P 500 naik 6,11 poin, atau 0,10%, menjadi 6.007,46, dan Nasdaq Composite bertambah 9,09 poin, atau 0,05%, menjadi 19.307,85. Indeks Dow didukung oleh lonjakan 5,2% saham Honeywell, yang mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa setelah investor aktivis Elliott Investment mengungkapkan bahwa mereka memiliki saham senilai lebih dari US$5 miliar dalam perusahaan konglomerat tersebut. Saham-saham crypto melemah setelah lonjakan beberapa sesi terakhir seiring bitcoin yang turun dari level hampir US$90.000. Saham penambang bitcoin seperti MARA Holdings dan Riot Platforms turun masing-masing 3,5% dan 8,4%.
Baca Juga: Wall Street Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Penguatan Saham Terkait Trump "Saya melihat ini hanya sebagai aksi ambil untung setelah minggu yang luar biasa," kata Paul Nolte, Senior Wealth Adviser and Market Strategist, di Murphy & Sylvest. Ketiga indeks utama mencatatkan rekor tertinggi pada Senin (11/11) karena investor optimistis bahwa kebijakan pemotongan pajak Trump dan kebijakan regulasi yang lebih longgar akan menguntungkan saham. Fokus kini akan beralih pada data inflasi harga konsumen yang akan dirilis Rabu, diikuti dengan data inflasi harga produsen dan penjualan ritel sepanjang pekan ini yang akan memberikan arah kebijakan Bank Sentral AS. Menurut Nolte, data penjualan ritel akan menjadi penting karena akan memperlihatkan "apa yang dilakukan konsumen daripada apa yang mereka katakan." Pasar telah mengurangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga di tahun mendatang, seiring data ekonomi yang kuat dan kemungkinan dampak inflasi dari beberapa kebijakan Trump.
Baca Juga: Harga Tembaga Turun ke Level Terendah 2 Bulan pada Perdagangan Selasa (12/11) Para pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 65% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed Desember, menurut CME FedWatch Tool. Para pejabat The Fed seperti Thomas Barkin, Neel Kashkari, dan Patrick Harker akan memberikan pernyataan pada hari ini. Sementara Ketua Jerome Powell dijadwalkan berbicara Kamis di sebuah acara di Dallas. Saham Novavax, perusahaan bioteknologi, turun 9,1% setelah memangkas proyeksi pendapatan tahunan akibat penjualan vaksin COVID-19 yang lebih rendah dari perkiraan.
Sementara itu, saham Shopify yang terdaftar di AS melonjak 20% setelah perusahaan teknologi asal Kanada tersebut melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi analis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto