Wall Street Bergerak Tipis Menunggu Rilis Risalah Rapat The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak tipis pada pembukaan perdagangan Rabu (6/7). Investor menunggu risalah dari pertemuan Federal Reserve bulan lalu untuk petunjuk tentang kesehatan ekonomi dan laju kenaikan suku bunga untuk memerangi lonjakan inflasi.

Pada pukul 21.32 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,15% ke 31.014. Indeks S&P 500 naik 0,08% ke 3.832. Sedangkan Nasdaq Composite turun tipis 0,02% ke 11.316.

Setelah paruh pertama tahun yang brutal untuk pasar saham global, investor yang gelisah terus mencermati tindakan bank sentral. Investor mencoba menilai dampak kenaikan suku bunga agresif terhadap pertumbuhan global.


Baca Juga: IHSG Diprediksi Balik Menguat pada Kamis (7/7)

Federal Reserve telah menjajaki potensi kenaikan suku bunga yang lebih besar. Para trader memperhitungkan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi di bulan Juli. Risalah rapat The Fed Juni akan dirilis pada pukul 2 siang waktu setempat. Pada bulan lalu, The Fed mengerek suku bunga 75 bps.

"Penurunan harga komoditas menunjukkan bahwa kita mungkin telah mencapai puncak inflasi dalam hal harga energi, harga pertanian, dan itu kabar baik," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York kepada Reuters.

Cardillo memperkirakan, The Fed akan tetap berada di jalur kenaikan suku bunga. "Saya menduga bahwa dalam risalah FOMC sore ini akan ada petunjuk bahwa kenaikan 75 basis poin akan dilakukan di bulan Juli," ujar dia.

Baca Juga: Saham Teknologi Tengah Lesu, Investor Disarankan Wait and See

Konflik Ukraina, inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan kecenderungan The Fed mulai memperketat kebijakan moneter telah mendorong S&P 500 ke persentase penurunan semester pertama yang paling tajam sejak 1970. Indeks acuan ini turun hampir 20% sepanjang tahun 2022.

Kurva imbal hasil Treasury AS terbalik untuk hari kedua berturut-turut pada hari Rabu. Kondisi ini mencerminkan meningkatnya kecemasan di pasar obligasi terbesar dunia atas risiko resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati