Wall Street Berjaya: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Kompak Ditutup Menguat di Awal Pekan Ini



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat karena investor menilai apakah tren yang akan berkembang di pekan ini, usai pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada minggu lalu.

Senin (23/9), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 61,29 poin atau 0,15% menjadi 42.124,65, indeks S&P 500 menguat 16,02 poin atau 0,28% ke 5.718,57 dan indeks Nasdaq Composite naik 25,95 poin atau 0,14% ke 17.974,27.

Delapan dari 11 sektor pada indeks S&P 500 menguat. Saham sektor energi memimpin kenaikan setelah menguat 1,31%. Sementara, sektor perawatan kesehatan cetak penurunan terdalam setelah koreksi 0,25%.


Di antara saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga, saham Tesla melonjak 4,65%. Sementara saham Meta Platforms naik 0,6% setelah Citigroup menaikkan target harga saham tersebut.

Penguatan pada bursa saham Amerika Serikat (AS) terjadi di tengah komentar dari pembuat kebijakan The Fed dan data aktivitas pabrik yang stabil, yang membangun reli pasar yang tajam pada minggu lalu setelah keputusan bank sentral untuk menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Wall Street Bergerak Naik Senin (23/9), Fokus pada Petinggi The Fed dan Data Ekonomi

Langkah penting The Fed minggu lalu mendorong indeks utama ke kenaikan bulanan, menentang tren historis September sebagai bulan yang lesu untuk pasar saham.

Komentar pada hari Senin dari tiga presiden bank sentral menjadi fokus utama saat investor mencari petunjuk tentang mengapa bank sentral memulai siklus pelonggarannya dengan pemotongan 50 basis poin yang sangat besar.

Pejabat The Fed termasuk Raphael Bostic, Neel Kashkari dan Austan Goolsbee mendukung pemotongan suku bunga terakhir bank sentral dan menyuarakan dukungan untuk pemotongan lebih lanjut di sisa tahun ini.

Taruhan para investor, menurut alat FedWatch CME Group, awalnya mendukung langkah The Fed yang lebih besar pada pertemuan November mendatang, setelah Gubernur Christopher Waller pada hari Jumat menandai bahwa data inflasi yang akan datang dapat di bawah target The Fed sebesar 2%.

Namun, taruhan telah bergoyang sejak saat itu dan sekarang tampaknya seperti lemparan koin, dengan pasar mengharapkan pengurangan total 74 basis poin pada akhir tahun, menurut data LSEG.

Di sisi data, aktivitas bisnis AS tetap stabil pada bulan September. Sedangkan, harga rata-rata barang dan jasa meningkat pada kecepatan tercepat dalam enam bulan, yang berpotensi menandakan kenaikan inflasi di bulan-bulan mendatang.

"Saya pikir investor masih bersikap menunggu dan melihat, jika memang soft landing adalah hasil yang paling mungkin," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.

Indeks Russell 2000, yang melacak saham berkapitalisasi kecil, turun 0,25%.

Baca Juga: Lewat 4 Kata Ini, Warren Buffett Ajarkan Tips Cemerlang Cara Mengubah Pikiran

Semua mata tertuju pada angka pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Agustus pada hari Jumat - pengukur inflasi pilihan Fed. Analis mengatakan rilis ini akan menjadi katalis paling signifikan minggu ini.

Di antara saham yang paling banyak bergerak, Intel naik 3,05% setelah laporan media mengatakan Apollo  menawarkan untuk melakukan investasi sebanyak $5 miliar pada pembuat chip tersebut.

Di sisi lain, saham General Motors turun 1,72% setelah Bernstein menurunkan peringkat saham pembuat mobil tersebut menjadi "market perform" dari "outperform."

Selanjutnya: Jadwal SIM Keliling Bandung, Sukabumi, Karawang Hari Ini (24/9), Anda Bebas Pilih

Menarik Dibaca: Ternyata Ini Alasan Kenapa Perempuan Suka Pria Wangi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari