Wall Street berseri, S&P 500 dan Nasdaq dibuka pada rekor tertinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq dibuka pada level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (24/6), didorong oleh saham Tesla dan perusahaan teknologi papan atas lainnya. Data ekonomi terbaru menunjukkan lebih sedikit klaim pengangguran mingguan, menunjukkan pemulihan stabil di pasar tenaga kerja.

Melansir Reuters, S&P 500 dibuka lebih tinggi sebesar 15,13 poin atau 0,36%, pada 4.256,97 dan Nasdaq Composite naik 85,5 poin atau 0,60% menjadi 14.357,265 pada bel pembukaan.

Sementara, Dow Jones Industrial Average naik 59,67 poin atau 0,18% ke level 33.933,91 pada pembukaan perdagangan

Baca Juga: Harga minyak mendaki ke level tertinggi tahun ini

Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) terbaru mencatat klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 7.000 menjadi 411.000 untuk pekan yang berakhir 19 Juni. Tetapi angka tersebut masih lebih tinggi dari 380.000 yang diperkirakan para ekonom.

Sebuah laporan terpisah dari Departemen Perdagangan mengonfirmasi pertumbuhan ekonomi melaju lebih cepat pada kuartal pertama, berkat stimulus fiskal besar-besaran.

Saham Tesla Inc naik 2,8% setelah Chief Executive Officer (CEO) Elon Musk mengatakan akan mendaftarkanl lini bisnis internet luar angkasa SpaceX, Starlink. Para pemegang saham Tesla bisa mendapatkan preferensi dalam berinvestasi.

Saham-saham pemilik Google Alphabet Inc, Nvidia Corp, Microsoft Corp, Netflix Inc dan Facebook Inc juga naik antara 0,6% dan 0,7%, menetapkan indeks acuan S&P 500 mendekati rekor tertinggi setelah dibuka.

"Itu lebih merupakan cerminan kepercayaan orang untuk kembali ke pasar," kata Robert Pavlik, senior manajer portofolio Dakota Wealth di New York.

"Berapa lama itu akan bertahan adalah pertanyaannya. Jika Anda melihat kenaikan suku bunga maka sebagian dari kepercayaan itu mungkin terguncang."

Baca Juga: Wall Street mixed, Nasdaq kembali capai rekor baru

Indeks pertumbuhan S&P 500 sejauh ini naik 3,9% di bulan Juni dan telah naik 9,9% untuk kuartal tersebut, dibandingkan dengan indeks nilai yang turun 2,23% bulan ini.

"Orang-orang akan melihat semakin banyak bahwa nilai menjadi lebih mahal dan saham pertumbuhan yang dipandang terlalu tinggi menjadi lebih murah dan merupakan peluang bagi investor yang lebih fokus," kata Pavlik.

Investor juga tengah fokus pada pertemuan Joe Biden dengan kelompok bipartisan senator AS pada hari Kamis untuk membahas kerangka kerja yang mereka usulkan untuk RUU infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto