Wall Street Bervariasi, Nasdaq Tumbang Gara-Gara Tesla dan Netflix



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham Wall Street bergerak bervariasi pada perdagangan Kamis (20/7). S&P 500 dan Nasdaq jatuh pada hari Kamis, terbebani oleh penurunan Tesla dan Netflix setelah rilis kinerja kuartalan.Tetapi Dow Jones naik untuk hari kesembilan berturut-turut berkat kenaikan harga saham Johnson & Johnson menyusul perkiraan tahunan yang kuat.

Kamis (20/7), Dow Jones Industrial Average naik 163,97 poin atau 0,47% menjadi 35.225,18. Indeks S&P 500 turun 30,85 poin atau 0,68% menjadi 4.534,87. Nasdaq Composite turun 294,71 poin atau 2,05% menjadi 14.063,31.

Penurunan Nasdaq adalah persentase penurunan satu hari terbesar sejak 9 Maret. Sementara Dow mencatat kenaikan sesi kesembilan berturut-turut, kemenangan beruntun terpanjang sejak September 2017. Dow Jones mampu naik karena Johnson & Johnson naik 6,07% setelah melaporkan hasil dan mengumumkan perkiraan kenaikan laba tahunan.


Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat Pada Kamis (20/7), Simak Proyeksinya untuk Jumat (21/7)

Saham Tesla jatuh 9,74%, persentase penurunan harian terbesar sejak 20 April. Produsen kendaraan listrik ini melaporkan penurunan margin kotor kuartal kedua ke level terendah empat tahun. CEO Tesla Elon Musk mengisyaratkan pemotongan harga lebih banyak.

Harga saham Netflix merosot 8,41% yang merupakan persentase penurunan harian terbesar sejak 15 Desember. Pendapatan kuartalan perusahaan video streaming ini jauh dari perkiraan.

"Berita tadi malam di Tesla dan Netflix, meski ini bukan akhir dari dunia memang memberi orang alasan untuk bangun dan berkata 'wow, mungkin saya seharusnya tidak mengejar nama-nama tersebut,'" kata Ken Polcari, mitra pengelola di Kace Capital Advisors di Boca Raton, Florida kepada Reuters.

Nasdaq telah melonjak 34,4% tahun ini ke level tertinggi sejak awal April 2022. Penguatan Nasdaq didukung oleh reli yang tampaknya tak terbendung pada saham-saham pertumbuhan megacap seperti Nvidia dan Meta. Optimisme atas potensi kecerdasan buatan, ekonomi AS yang telah terbukti lebih tangguh daripada yang diantisipasi banyak orang, dan ekspektasi akhir dari siklus kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve sudah di depan mata menjadi penyokong saham-saham pertumbuhan.

Baca Juga: Pasar Modal Indonesia 2023 Punya Prospek Cerah, Simak Rekomendasi BNI Sekuritas

Sektor teknologi S&P, layanan komunikasi, dan pilihan konsumen masing-masing turun setidaknya 2% pada hari Kamis. Saham teknologi melihat tekanan tambahan setelah pembuat perangkat lunak bisnis SAP memangkas prospek setahun penuh untuk pendapatan cloud Saham SAP yang terdaftar di AS ditutup turun 6,34%.

Data ekonomi pada hari Kamis mengindikasikan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tetap ketat. Sementara sektor perumahan dan manufaktur terus merosot.

Harga saham United Airlines naik 3,23% setelah mengangkat prospek laba setahun penuh. Perusahaan penerbangan ini membukukan pendapatan triwulanan tertinggi karena permintaan yang meningkat untuk perjalanan internasional.

Dengan 77 perusahaan S&P 500 telah melaporkan hasil hingga Kamis pagi, pendapatan kuartal kedua diperkirakan turun 7,9%, menurut data Refinitiv. Angka tersebut lebih besar daripada penurunan 5,7% yang diperkirakan pada awal bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati