Wall Street Bervariasi, Saham Energi dan Keuangan Jadi Pilihan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed menjelang akhir pekan. Dari tiga indeks utama Wall Street, hanya Nasdaq Composite yang menguat. Sementara Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 turun.

Jumat (18/3) pukul 21.15 WIB, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,04% ke 34.457. Indeks S&P 500 turun 0,25% ke 4.400. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,86% ke 13.731.

Pergerakan indeks utama yang bervariasi ini terjadi setelah reli tiga hari. Meski turun, indeks S&P 500 dan Dow Jones menuju kenaikan mingguan terbaik sejak November 2020.


Baca Juga: Kurs Rupiah Stabil Sepekan, Begini Prediksi Untuk Pekan Depan

"Fakta bahwa pasar saham memiliki tiga hari yang sangat kuat berturut-turut, sangat umum untuk melihat sedikit penurunan," Randy Frederick, wakil presiden perdagangan dan derivatif untuk Charles Schwab di Austin, Texas seperti dikutip Reuters.

Pasar juga menunggu pembaruan pada pembicaraan Presiden AS Joe Biden dengan presiden China Xi Jinping. Pemerintah AS memperingatkan bahwa China akan menanggung risiko jika mendukung operasi militer Rusia di Ukraina. Sementara itu, Rusia menembakkan rudal ke bandara dekat Lviv pada hari Jumat ketika Moskow mencoba untuk mendapatkan kembali inisiatif dalam kampanye yang terhenti di Ukraina.

Pasar mencerna perkembangan cepat di sekitar konflik dan kenaikan suku bunga Fed Funds Rate pekan ini. Bank sentral AS juga memperkirakan rencana agresif untuk kenaikan lebih lanjut demi menangkal inflasi sambil memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,47% Sepekan Hingga Jumat (18/3)

"Kami lebih memilih strategi lindung nilai dan eksposur ekuitas selektif daripada aset berisiko yang keluar," tulis Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management dalam catatan klien.

Dia menambahkan, saham energi memberikan lindung nilai terhadap risiko yang timbul dari perang di Ukraina. Sementara saham keuangan dan nilai cenderung mengungguli dalam periode kenaikan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati