Wall Street Bidik Akhir Tahun Positif, S&P 500 Tinggal Selangkah Menuju Level 7.000



KONTAN.CO.ID - Investor berharap pasar saham Amerika Serikat (AS) menutup tahun 2025 dengan catatan positif. Indeks-indeks utama Wall Street saat ini berada di level tertinggi sepanjang masa dan kian mendekati tonggak psikologis baru.

Indeks S&P 500 mencatat penutupan rekor pada Rabu, jelang libur Natal, dan kini hanya sekitar 1% dari level 7.000 untuk pertama kalinya.

Sepanjang Desember, pasar saham AS cenderung menguat setelah mampu melewati gejolak awal bulan yang dipicu kekhawatiran terhadap belanja kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor teknologi.


Baca Juga: Bitcoin Terancam Cetak Candle Merah Pertama Pascahalving, Harga Tertahan di US$88.000

Jika bertahan hingga akhir bulan, S&P 500 berpeluang mencatatkan delapan bulan beruntun kenaikan, rekor terpanjang sejak periode 2017–2018.

“Momentum jelas masih berpihak pada kubu bullish,” kata Paul Nolte, Senior Wealth Adviser dan Market Strategist di Murphy & Sylvest Wealth Management dilansir dari Reuters, Minggu (28/12/2025).

“Tanpa adanya kejadian eksternal besar, arah pergerakan saham tampaknya masih ke atas.”

Fokus ke Risalah The Fed

Pekan perdagangan yang dipersingkat libur ini akan diwarnai rilis risalah rapat Federal Reserve (The Fed) terbaru.

Selain itu, penyesuaian portofolio akhir tahun berpotensi memicu volatilitas, terutama di tengah volume transaksi yang relatif tipis.

Baca Juga: Reksadana Syariah Diprediksi Solid pada2026, Prospek Saham dan Obligasi Cerah

Memasuki 2026, perhatian investor tertuju pada arah kebijakan suku bunga The Fed.

Bank sentral AS telah memangkas suku bunga acuan total 75 basis poin dalam tiga rapat terakhir 2025, sehingga berada di kisaran 3,50%–3,75%.

Namun, keputusan pemangkasan 25 basis poin pada rapat 9–10 Desember lalu berlangsung dengan suara yang terbelah.

Proyeksi suku bunga ke depan di kalangan pembuat kebijakan pun masih beragam.

“Menarik untuk melihat perdebatan yang terjadi di meja rapat The Fed,” ujar Michael Reynolds, Vice President of Investment Strategy di Glenmede.

“Pasar saat ini sangat fokus menghitung berapa kali pemangkasan suku bunga yang akan terjadi tahun depan.”

Investor juga mencermati rencana Presiden Donald Trump untuk menunjuk Ketua The Fed pengganti Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir Mei mendatang.

Setiap sinyal terkait keputusan tersebut berpotensi menggerakkan pasar.

Baca Juga: Indomobil Multi (IMJS) Injeksi Modal ke Entitas Anak Senilai Rp 499,28 Miliar

Rotasi Sektor Makin Terlihat

Dengan hanya beberapa sesi perdagangan tersisa di 2025, S&P 500 telah naik hampir 18% sepanjang tahun, sementara Nasdaq Composite melonjak sekitar 22%.

Meski demikian, sektor teknologi motor utama reli pasar selama lebih dari tiga tahun terakhir mulai kehilangan momentum.

Sejak awal November, indeks teknologi S&P 500 turun lebih dari 3%, meski sempat rebound pekan ini.

Baca Juga: Menakar Prospek Emiten Emas pada 2026, dan Saham yang Menarik Dikoleksi

Sebaliknya, sektor lain seperti keuangan, transportasi, kesehatan, dan saham berkapitalisasi kecil justru mencatatkan kinerja solid. Pergeseran ini mengindikasikan adanya rotasi ke sektor dengan valuasi yang dinilai lebih moderat.

“Ada semakin banyak investor yang percaya bahwa fundamental ekonomi AS masih cukup solid,” kata Anthony Saglimbene, Chief Market Strategist di Ameriprise Financial.

“Ekonomi telah melewati banyak potensi hambatan tahun ini, yang mungkin tidak lagi menjadi ganjalan besar tahun depan.”

Selanjutnya: Bitcoin Terancam Cetak Candle Merah Pertama Pascahalving, Harga Tertahan di US$88.000

Menarik Dibaca: Samsung Galaxy Tab A11+ Pakai Layar 11 Inci & Stylus Pen, Ada Memori hingga 2 TB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News