Wall Street Bullish, Indeks S&P 500 Rekor Tertinggi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Wall Street tengah bullish, Jumat (19/1). Bahkan, indeks S&P 500 membukukan rekor penutupan tertinggi pertama kalinya dalam dua tahun, didorong oleh reli saham produsen chip dan saham teknologi kelas berat lainnya di tengah optimisme seputar bisnis kecerdasan buatan.

Mengutip Reuters, S&P 500 telah berada dalam tren bullish sejak ditutup pada level terendahnya pada 12 Oktober 2022.

Jumat (19/1), indeks S&P 500 melonjak 1,23% ke level 4.839,81. Sementara, indeks Nasdaq melejit 1,70% menjadi 15.310,97, sedangkan Dow Jones Industrial Average menguat 1,05% menjadi 37.863,80.


“Ini benar-benar hari yang menggembirakan dan level 4.800 untuk indeks S&P 500 tentunya merupakan level kunci yang sulit untuk diatasi. Jadi jika kita terus bergerak ke arah ini, itu akan menjadi tanda sentimen yang sangat positif,” kata Lisa Erickson, kepala pasar publik di US Bank Wealth Management di Minneapolis seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Para CEO Global Bersiap Hadapi Suku Bunga Tinggi Dalam Waktu Lama

Indeks S&P 500 mendapat sokongan kenaikan saham-saham teknologi seperti saham Nvidia yang melompat 4,2% dan Advanced Micro Devices menguat lebih dari 7%.

Indeks Philadelphia SE Semiconductor melonjak 4% ke rekor tertinggi. Sedangkan indeks sektor teknologi informasi S&P 500 melonjak lebih dari 2% ke rekor tertinggi.

Saham Microsoft dan Apple, dua perusahaan paling berharga di dunia, keduanya naik lebih dari 1%.

Saham pembuat chip telah menguat sejak Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, pembuat chip kontrak terbesar di dunia, pada hari Rabu mengumumkan adanya lonjakan permintaan untuk chip kelas atas yang digunakan dalam AI.

Pada Jumat (19/1), volume di bursa AS sangat besar, dengan 12,3 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,5 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.

Setelah melonjak sepanjang bulan Desember, Wall Street tidak bergerak dalam beberapa pekan terakhir karena investor mengekang ekspektasi Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Maret.

Para trader sekarang melihat peluang 52% penurunan suku bunga pada bulan Maret, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Minggu Terburuk dalam 6 Pekan, Jumat (19/1)

Investor saham juga terhibur oleh survei pendahuluan Universitas Michigan yang menunjukkan sentimen konsumen Amerika Serikat (AS) membaik pada bulan Januari ke level tertinggi sejak musim panas 2021.

“Rekor harus dipecahkan dan perluasan aksi pasar dalam beberapa bulan terakhir sungguh meyakinkan. Ketahanan perekonomian AS secara umum, dan sebagian besar bisnis pada khususnya, sangat menonjol,” kata Carol Schleif, Chief Investment Officer di chief investment officer di kantor keluarga BMO di Minneapolis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat