Wall Street Catatkan Hari Terburuknya di 2023, Dow Jones Jatuh 700 Poin



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street membukukan kinerja terburuknya tahun ini pada hari Selasa (21/2). Pasar menafsirkan rebound aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) pada bulan Februari yang berarti suku bunga harus tetap lebih tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 697,1 poin atau 2,06% menjadi 33.129,59, S&P 500 kehilangan 81,75 poin atau 2,00% menjadi 3.997,34, dan Nasdaq Composite turun 294,97 poin, atau 2,5% menjadi 11.492,30.

Untuk S&P 500 dan Nasdaq Composite, ini adalah sesi ketiga berturut-turut yang ditutup lebih rendah. Sementara penurunan Dow Jones Industrial menghapus kenaikannya untuk tahun 2023.

Penurunan terjadi setelah indeks S&P Global Purchasing Manufacturer's, yang mencerminkan aktivitas bisnis di AS, kembali berekspansi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan pada bulan Februari. Dengan catatkan 50,2 atau naik dari 46,8 pada Januari, didukung oleh sektor jasa yang kuat, menurut sebuah survei.

Baca Juga: Wall Street Jatuh Terseret Saham Walmart dan Home Depot, Selasa (21/2)

Laporan tersebut menambah banyaknya data ekonomi baru-baru ini yang telah melukiskan gambaran ekonomi yang tangguh, yang terus bekerja dengan latar belakang beberapa kenaikan suku bunga oleh bank sentral pada tahun 2022 yang bertujuan untuk menekan inflasi.

Dengan inflasi yang masih jauh dari target The Fed 2% dan ekonomi mempertahankan sebagian besar kekuatannya, pelaku pasar uang telah merevisi ke atas.

Di mana mereka melihat suku bunga The Fed memuncak - saat ini di 5,35% di bulan Juli dan bertahan di dekat level tersebut sepanjang tahun. .

"Hari ini, realisasinya adalah bahwa The Fed tidak main-main tentang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dan faktanya mungkin sedikit lebih tinggi untuk sedikit lebih lama," kata Carol Schleif, kepala investasi di BMO Family Office.

Sebagai informasi, bursa saham AS memiliki awal yang optimistis untuk tahun ini setelah penampilan tahunan terburuk mereka lebih dari satu dekade pada tahun 2022.

Investor berharap siklus kenaikan suku bunga bank sentral mendekati akhir. Kepositifan seperti itu membuat pasar ekuitas rentan terhadap kemunduran, ketika data merusak ekspektasi tersebut.

"Pasar terus mencari poros dovish dan mereka tidak akan mendapatkannya," kata Schleif.

Baca Juga: Wall Street Tertekan Pada Selasa (21/2) Setelah Libur Panjang

Investor akan melihat risalah yang merinci diskusi pada pertemuan kebijakan terakhir The Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu. Tujuannya untuk petunjuk lebih lanjut tentang sikap bank sentral terhadap suku bunga.

Ada pun saham-saham yang mencatatkan penurunan terdalam yakni sektor teknologi. Dengan Tesla Inc, Amazon.com Inc, Microsoft Corp dan induk Google Alphabet Inc semuanya jatuh antara 2,1% dan 5,3%.

Di tempat lain, saham Home Depot Inc merosot 7,1% ke level terendah tiga bulan setelah memperingatkan melemahnya permintaan dan mengeluarkan perkiraan laba masam untuk 2023.

Pesaingnya yang lebih kecil, saham Lowe's Cos Inc turun 5,1% jelang rilis kinerja pada minggu depan.

Walmart memperkirakan pendapatan setahun penuh di bawah perkiraan dan menggambarkan gambaran suram inflasi makanan yang lebih panas dari perkiraan akan menekan margin keuntungan. Namun, saham pengecer terbesar di dunia ini naik 0,6%.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 jatuh, dengan penurunan 3,3% indeks consumer discretionary memimpin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto