Wall Street Dibuka Bergerak Tipis di Awal Pekan yang Padat Rilis Data Ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak tipis di awal perdagangan pekan ini. Fokus pasar saham Amerika Serikat (AS) tertuju pada sejumlah data ekonomi yang dapat menghilangkan beberapa ketidakpastian mengenai prospek penurunan suku bunga.

Senin (12/2) pukul 22.09 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,05% ke 38.690. Nasdaq Composite juga menguat 0,05% ke 15.000. Sedangkan indeks S&P 500 turun tipis 0,04 poin ke 5.026.

Tonggak sejarah terbaru dalam reli empat bulan di antara indeks-indeks utama Wall Street adalah S&P 500 ditutup di atas level psikologis 5.000 poin pada hari Jumat. Sementara Nasdaq sempat melampaui angka 16.000, membawanya mendekati level tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada bulan November 2021.


Sebagian besar kegilaan ini disebabkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki paparan lebih besar terhadap kecerdasan buatan (AI). Wall Street juga dibantu oleh harapan penurunan suku bunga dalam waktu dekat dan prospek optimis dari dunia usaha. Data LSEG menunjukkan perusahaan-perusahaan S&P 500 memperkirakan pendapatannya akan meningkat sebesar 9,7% tahun ini.

“Kita  berada pada level yang besar dan kuat dan pertanyaan sebenarnya adalah berapa lama lagi pasar dapat terus menguat tanpa adanya katalis baru yang serius,” kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa pasar saham kini mencermati berita makro. Data indeks harga konsumen yang dirilis pekan ini dapat menentukan apakah pasar akan terus menguat.

Baca Juga: IHSG Mendekati 7.300 pada Senin (12/2), Net Buy Asing Tembus Rp 2 Triliun

Para trader pasar menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Januari yang akan dirilis pada hari Selasa untuk menentukan batas waktu pelonggaran kebijakan moneter tahun ini. Data lain sepanjang minggu ini juga mencakup indeks harga produsen (PPI), produksi industri, penjualan ritel, angka perumahan, dan sentimen konsumen awal Universitas Michigan.

Dengan meningkatnya data yang mencerminkan perekonomian yang kuat, para gubernur bank sentral secara efektif mampu melawan ekspektasi para trader terhadap penurunan suku bunga lebih awal. Peluang penurunan suku bunga setidaknya sebesar 25 basis poin pada bulan Mei telah turun menjadi 61%, dari lebih dari 95% pada awal tahun 2024, menurut CME FedWatch Tool.

Pernyataan dari pejabat Federal Reserve termasuk Gubernur Michelle Bowman, Presiden Richmond Thomas Barkin, dan Ketua Minneapolis Neel Kashkari, yang dijadwalkan sepanjang hari, akan disorot untuk mencari petunjuk mengenai waktu penurunan suku bunga.

Di sisi pendapatan kuartalan emiten, harga saham Trimble merosot 6,5% dalam perdagangan pra-pasar setelah pembuat produk navigasi GPS ini memperkirakan pendapatan tahunan di bawah perkiraan Wall Street.

Harga saham Citigroup tergelincir 1% setelah Reuters melaporkan bahwa regulator AS telah meminta bank ini untuk melakukan perubahan mendesak mengenai cara mengukur risiko gagal bayar mitra dagang. Auditornya menemukan kurangnya rencana untuk meningkatkan pengawasan internal.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,86%, Simak Prediksi Esok Menjelang Pemilu

Harga saham B Riley Financial turun 2,4%. Sebuah laporan mengatakan pinjaman bank kepada Brian Kahn, mantan CEO Franchise Group yang dituduh melakukan penipuan efek, sudah ada sejak lama dibandingkan yang diketahui sebelumnya.

Harga saham Applied Digital turun 3,3% setelah mengatakan pendapatan dari fasilitas hosting pusat data Ellendale akan terpukul pada kuartal ini karena pemadaman listrik yang sedang berlangsung.

Harga saham Diamondback Energy naik 2,6% setelah mengumumkan kesepakatan untuk membeli produsen minyak dan gas swasta terbesar di lembah Permian, Endeavour Energy Partners, senilai US$ 26 miliar.

Harga saham Joby Aviation naik 7,6% karena pembuat pesawat bertenaga listrik itu menandatangani perjanjian untuk meluncurkan layanan taksi udara di Emirat pada awal tahun 2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati