Wall Street Dibuka Lebih Tinggi Selasa (24/9), Stimulus China Dorong Saham Komoditas



KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street dibuka lebih tinggi pada hari Selasa (24/9), didorong oleh sentimen positif dari paket stimulus besar-besaran yang diumumkan China.

Sementara investor menanti petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan Federal Reserve (The Fed) berikutnya.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 110,3 poin atau 0,26% menjadi 42.234,99 pada pembukaan perdagangan.


Indeks S&P 500 naik 9,1 poin atau 0,16% menjadi 5.727,66, dan Nasdaq Composite naik 72,2 poin atau 0,40% menjadi 18.046,44.

Baca Juga: Bursa Asia Menguat di Pagi Ini (24/9), Ditopang Reli Wall Street

Saham-saham komoditas mendapatkan dorongan dari stimulus China yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonominya.

Paket ini memperkuat pasar komoditas global, khususnya sektor pertambangan, yang bergantung pada permintaan dari konsumen logam terbesar dunia tersebut.

Sementara itu, investor terus menganalisis kebijakan moneter AS untuk mendapatkan gambaran lebih jelas terkait langkah selanjutnya dari The Fed.

Setelah survei bisnis yang menunjukkan aktivitas stabil, kekhawatiran tentang resesi mulai mereda, dan beberapa pembuat kebijakan mendukung pelonggaran lebih lanjut oleh The Fed.

Baca Juga: Wall Street Menguat Setelah Pembuat Kebijakan The Fed Dukung Pemangkasan Suku Bunga

Asal tahu, keputusan The Fed minggu lalu untuk memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter telah memicu reli pasar, yang mendorong indeks utama Wall Street mencatatkan kenaikan bulanan, sekaligus menentang tren historis yang biasanya menunjukkan penurunan di bulan September.

Pernyataan Gubernur The Fed Michelle Bowman akan menjadi sorotan. Dia sebelumnya memilih pengurangan suku bunga sebesar 25 basis poin karena tanda-tanda tekanan harga yang persisten, berbeda dengan pemotongan 50 bps yang dilakukan oleh bank sentral pekan lalu.

Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners mengatakan bahwa pengangguran akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan The Fed terkait pemotongan suku bunga di masa depan.

Data ekonomi yang akan diumumkan, termasuk klaim pengangguran mingguan dan data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang prospek ekonomi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto