Wall Street Dibuka Menghijau Kamis (17/10), S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi



KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street melonjak pada Kamis (17/10), dengan S&P 500 mencatat rekor tertinggi.

Kenaikan ini didorong oleh proyeksi positif dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang mendongkrak saham semikonduktor, serta peningkatan penjualan ritel Amerika Serikat (AS) di bulan September yang melampaui ekspektasi, mengindikasikan konsumen AS yang kuat.

Baca Juga: Wall Street Naik, Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi Didukung oleh Kenaikan Saham Bank


Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 165,37 poin atau 0,38% menjadi 43.243,07, sedangkan S&P 500 meningkat 33,1 poin atau 0,57% menjadi 5.875,62 di awal perdagangan.

Indeks Nasdaq Composite naik 170,1 poin atau 0,93% menjadi 18.537,212.

Proyeksi optimistis dari TSMC, produsen chip kontrak terbesar di dunia, yang memprediksi lonjakan pendapatan di kuartal keempat berkat permintaan chip berbasis kecerdasan buatan (AI), turut mengangkat pasar saham.

Saham TSMC yang terdaftar di AS melonjak 8,8% dalam perdagangan pre-market. Sementara saham Nvidia, yang juga diuntungkan dari tren AI, naik 3,1%.

Baca Juga: Bursa Australia Catatkan Rekor Penutupan Tertinggi Kamis (17/10)

Saham semikonduktor lainnya juga mengalami kenaikan, seperti Broadcom yang naik 2,8%, Intel dengan 1,2%, dan Arm Holdings yang bertambah 3,8%.

Selain itu, penjualan ritel AS naik 0,4% pada September, melampaui perkiraan 0,3% dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Klaim pengangguran mingguan juga turun menjadi 241.000 pada pekan yang berakhir 12 Oktober, lebih rendah dari perkiraan 260.000.

Menurut Keith Buchanan, Senior Portfolio Manager di GLOBALT Investments, "Penjualan ritel yang kuat menunjukkan betapa tangguhnya konsumen AS, mengingat peran mereka dalam mencegah resesi selama beberapa tahun terakhir."

Baca Juga: Bursa Jepang Kamis (17/10): Nikkei Ditutup Turun ke Level Terendah Sepekan

Ia juga menambahkan bahwa pasar ekuitas menyambut baik berita positif tentang konsumen, dan hal ini tercermin dalam aksi perdagangan pagi ini.

Data tersebut mendukung gambaran pertumbuhan yang sehat di ekonomi terbesar dunia, sementara probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya tetap tinggi, yakni di angka 92%, menurut CME's FedWatch.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto