Wall Street Dibuka Naik Selasa (19/12), Pasar Berharap pada Penurunan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka lebih tinggi pada hari Selasa (19/12), melanjutkan kenaikan yang kuat dalam beberapa minggu terakhir. Investor terus bertaruh pada perubahan kebijakan The Fed pada tahun depan.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 5,80 poin atau 0,02% pada pembukaan perdagangan ke 37.311,82.

S&P 500 dibuka lebih tinggi 3,16 poin atau 0,07% pada 4.743,72. Sementara Nasdaq Composite menguat 17,82 poin atau 0,12% menjadi 14.923,02 pada bel pembukaan perdagangan.


Baca Juga: Wall Street Reli: S&P 500 dan Nasdaq Kompak Menguat, Dow Stabil di Awal Pekan

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pekan lalu bahwa pengetatan kebijakan moneter kemungkinan besar akan berakhir.

Terlepas dari upaya para pembuat kebijakan untuk meredam optimisme sejak pertemuan tersebut, para pedagang telah memperhitungkan peluang 74% untuk The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret dan pemangkasan sebesar 143 bps pada bulan Desember 2024, mengacu CME FedWatch Tool,

Saham blue-chip Dow siap untuk mengamankan level tertinggi baru sepanjang masa. Sementara Nasdaq 100 hampir 0,2% lagi untuk melampaui rekor tertingginya yang dicapai pada November 2021.

"Saya pikir saat kita melewati akhir tahun ini, pasar menjadi cukup mahal untuk dilihat dari semua level dan valuasi pada saat pendapatan tidak ada dan pendapatan tidak akan tumbuh setidaknya hingga kuartal kedua atau bahkan kuartal ketiga tahun depan," kata Brian Klimke, chief market strategis di Cetera Investment Management dikutip dari Reuters.

Baca Juga: IHSG Naik 0,96%, Simak Rekomendasi Untuk Esok

Sementara itu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan, pembangunan rumah keluarga tunggal melonjak di bulan November. 

Memperoleh momentum dengan penurunan suku bunga hipotek yang kemungkinan akan menarik calon pembeli kembali ke pasar perumahan.

Di akhir minggu ini, para investor menunggu pengumuman data PDB kuartal ketiga dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulanan, yang merupakan pengukur inflasi yang lebih disukai oleh the Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto