Wall Street Dibuka Terkoreksi Selasa (12/9), Menanti Data Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks-indeks utama Wall Street dibuka lebih rendah pada hari Selasa (12/9) setelah mengawali minggu ini dengan pijakan yang kuat. Kini para investor tengah menunggu data inflasi utama untuk mendapatkan petunjuk mengenai tingkat suku bunga The Fed.

Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 43,70 poin atau 0,13% pada pembukaan perdagangan ke 34.620,02. S&P 500 dibuka lebih rendah 14,19 poin atau 0,32% pada 4.473,27 dan Nasdaq Composite turun 58,96 poin atau 0,42% menjadi 13.858,94

Baca Juga: Wall Street Menguat Pada Senin (11/9), Data Inflasi AS Paling Ditunggu Pekan Ini


Para investor menunggu data harga konsumen bulan Agustus, yang akan dirilis pada hari Rabu (13/9) dan rilis harga produsen yang dijadwalkan pada hari Kamis (14/9), diikuti oleh keputusan kebijakan The Fed pada tanggal 20 September.

Kenaikan harga minyak baru-baru ini dan data ekonomi yang kuat telah memicu kekhawatiran akan inflasi yang membandel. Sehingga mengaburkan prospek untuk mengakhiri pengetatan kebijakan moneter AS.

Para investor juga akan memantau keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, di mana Bank Sentral Eropa terlihat mempertahankan suku bunga setelah sembilan kali kenaikan berturut-turut.

"Orang-orang sedikit khawatir tentang harga energi yang meningkat cukup agresif dalam beberapa minggu terakhir dan hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran saat kita menantikan bulan November," kata Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital LLC.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,42% Pada Selasa (12/9), Simak Proyeksinya untuk Rabu (13/9)

"Tampaknya The Fed tidak akan menaikkan suku bunga di bulan September, namun data inflasi yang kita dapatkan antara sekarang dan November sangatlah penting dan pasar berada pada titik di mana pengetatan lebih lanjut dapat menjadi sedikit berlebihan dan merupakan hambatan besar."

Para trader melihat peluang 93% untuk suku bunga tetap pada level saat ini di bulan September dan kemungkinan 53% kemungkinan jeda di bulan November, sesuai dengan CME FedWatch Tool.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto