Wall Street Ditutup Beragam, S&P 500 Mencatat Kenaikan Mingguan Terpanjang Sejak 2017



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks S&P 500 bergerak volatil pada perdagangan hari Jumat, namun mencatatkan kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut dalam kenaikan beruntun terpanjang sejak 2017 setelah poros dovish minggu ini oleh Federal Reserve.

Rata-rata industri Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi untuk sesi ketiga berturut-turut.

Komentar Presiden Fed Bank of New York John Williams pada hari Jumat bahwa terlalu dini untuk membicarakan penurunan suku bunga mengurangi optimisme hari ini.


Selain itu, sektor real estate dan utilitas yang sensitif terhadap suku bunga masing-masing turun lebih dari 1%, mengembalikan sebagian dari kenaikan minggu ini.

Baca Juga: Wall Street Naik, Dow Jones Cetak Rekor Saat Fed Beri Sinyal Suku Bunga Turun di 2024

Saham menguat setelah The Fed dalam pernyataan kebijakannya pada hari Rabu mengisyaratkan biaya pinjaman yang lebih rendah pada tahun 2024. Indeks semikonduktor naik 9,1% untuk minggu ini, persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Mei.

“Apa yang saya pikir kita dapatkan minggu ini adalah (Ketua Fed Jerome Powell) tidak ingin menghukum perekonomian secara berlebihan dengan (suku bunga) lebih tinggi tanpa alasan yang jelas,” kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners di Pittsburg dikutip Reuters.

"Saya tidak tahu apakah kita akan mendapatkan apa yang dianggap sebagai reli Sinterklas, tapi sepertinya semua hal telah dipertimbangkan, kita bisa melayang lebih tinggi dari sini," tambahnya.

Baca Juga: Wall Street Naik, Dow Jones Cetak Rekor Lagi Terangkat Optimisme Penurunan Suku Bunga

Dow Jones Industrial Average terpantau naik 56,81 poin, atau 0,15%, menjadi 37.305,16, S&P 500 turun 0,36 poin, atau 0,01%, menjadi 4.719,19 dan Nasdaq Composite bertambah 52,36 poin, atau naik 0,35% menjadi 14.813,92.

Sebelumnya, sebuah survei menunjukkan aktivitas bisnis dalam negeri meningkat pada bulan Desember di tengah meningkatnya pesanan dan permintaan akan pekerja, yang selanjutnya dapat membantu menghilangkan kekhawatiran akan penurunan tajam pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat.

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .