Wall Street Ditutup Berseri Senin (23/12), Didukung Kenaikan Saham Teknologi Utama



KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street berakhir menguat pada Senin (23/12), dengan Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite mencatat kenaikan tiga hari berturut-turut.

Penguatan ini dipicu oleh kenaikan saham teknologi yang dikenal sebagai "Magnificent Seven" di tengah volume perdagangan yang tipis menjelang libur akhir tahun.

Baca Juga: Wall Street Bergerak Mixed Jelang Libur Natal


Melansir Reuters, indeks S&P 500 naik 43,22 poin atau 0,73% menjadi 5.974,07, Nasdaq Composite bertambah 192,29 poin atau 0,98% menjadi 19.764,89, dan Dow Jones Industrial Average naik 66,69 poin atau 0,16% menjadi 42.906,95.

Saham megacap memiliki pengaruh besar pada pasar, terutama selama pekan dengan aktivitas investor yang berkurang.

Volume perdagangan di bursa AS tercatat 12,76 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata 20 hari sebelumnya sebesar 14,89 miliar saham.

Saham Meta Platforms, Nvidia, dan Tesla masing-masing menguat antara 2,3% hingga 3,7%, sementara saham Apple, Amazon.com, dan Alphabet, induk Google, juga mencatat kenaikan.

Kenaikan ini mendorong Nasdaq Composite dan Dow Jones Industrial Average mencatatkan kenaikan tiga hari berturut-turut, sementara S&P 500 mencatatkan kenaikan kedua dalam tiga sesi perdagangan terakhir.

Baca Juga: Elon Musk Dituduh Tekan Republik Hapus Pembatasan Investasi AS-Tiongkok demi Tesla

Tantangan Pasar Akhir Tahun

Setelah reli solid sejak pemilu presiden November lalu, pasar saham AS menghadapi tantangan pada Desember ini.

Hal ini terjadi setelah The Fed memproyeksikan hanya dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 2025, turun dari empat kali pemotongan yang diperkirakan pada September.

The Fed juga menaikkan proyeksi inflasi tahunan, yang memicu aksi jual pada Rabu lalu.

Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer di Northlight Asset Management menyebut bahwa meskipun ada koreksi kecil akibat perubahan ekspektasi suku bunga, tren utama tetap mendukung saham teknologi dan perusahaan berbasis teknologi.

"Kami melihat gambaran kecil hari ini dari tren sepanjang tahun. Meskipun beberapa pekan terakhir terjadi fluktuasi, tren utama telah kembali," ujar Zaccarelli.

Baca Juga: Bursa Saham Asia Bangkit Senin (23/12), Didukung Inflasi AS yang Jinak

Sektor dan Saham Lainnya

Delapan dari 11 sektor dalam S&P 500 ditutup menguat, dipimpin oleh sektor layanan komunikasi yang naik 1,4%.

Pasar juga memasuki periode yang dikenal kuat secara historis, yaitu "Santa Claus Rally." Sejak 1969, lima hari terakhir di tahun berjalan dan dua hari pertama tahun berikutnya mencatat rata-rata kenaikan S&P 500 sebesar 1,3%, menurut Stock Trader's Almanac.

Zaccarelli menilai kondisi saat ini mendukung reli ini karena investor cenderung mempertahankan posisi saham mereka untuk menghindari menjual dan merealisasikan kerugian guna potongan pajak.

Baca Juga: IHSG di 7.096 Jelang Buka Pasar Selasa (24/12), Mayoritas Saham Big Cap Menguat

Pergerakan Saham Utama

Qualcomm naik 3,5% setelah pengadilan memutuskan bahwa prosesor utamanya telah dilisensikan dengan benar sesuai perjanjian dengan Arm Holdings yang berbasis di Inggris. Saham Arm turun 4% setelah perusahaan tersebut berencana mencari sidang ulang.

Walmart melemah 2% setelah badan pengawas keuangan AS menuduh Walmart dan Branch Messenger memaksa lebih dari satu juta pengemudi menggunakan akun yang menyebabkan kerugian lebih dari $10 juta akibat biaya tambahan.

Eli Lilly melonjak 3,7% setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui obat penurun berat badan mereka, Zepbound, untuk pengobatan apnea tidur obstruktif. Saham produsen alat apnea tidur seperti ResMed dan Inspire Medical masing-masing turun 2,6% dan 0,1%.

Dengan dukungan saham teknologi dan momentum historis yang kuat, Wall Street diprediksi tetap optimis hingga akhir tahun.

Selanjutnya: Rekomendasi 6 Drakor dengan Cerita Menyedihkan Bikin Nangis

Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Drakor dengan Cerita Menyedihkan Bikin Nangis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto