Wall Street Ditutup Bervariasi: Nasdaq dan S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi namun indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi, dengan saham terkait teknologi melanjutkan penguatan karena investor menunggu data pekerjaan lebih lanjut.

Selasa (3/12), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 76,47 poin atau 0,17% menjadi 44.705,53, indeks S&P 500 naik 2,73 poin atau 0,05% ke 6.049,88 dan indeks Nasdaq Composite menguat 76,96 poin atau 0,40% ke 19.480,91.

Sentimen yang turut menggerakkan pasar saham Amerika Serikat (AS) juga datang setelah pasar mencerna komentar yang meyakinkan dari para pembuat kebijakan Federal Reserve. Dua pejabat pembuat kebijakan The Fed mengatakan, inflasi akan turun ke target 2% bank sentral AS dan bahwa pasar kerja "solid."


Mereka tidak memberi sinyal apakah akan mendukung pemotongan suku bunga lagi akhir bulan ini. Pada hari Senin, Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan, dia cenderung "saat ini" untuk mendukung pemotongan suku bunga lagi bulan ini.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Tipis Selasa (3/12), Fokus ke Komentar Pejabat The Fed

Investor akan mencermati laporan ketenagakerjaan bulanan AS pada hari Jumat. Mereka juga ingin melihat data lain minggu ini, termasuk pembacaan gaji swasta bulan November dan laporan layanan Institute for Supply Management.

"Pasar agak menunggu data besar, yaitu ISM dan (laporan ketenagakerjaan) pada hari Jumat ... jadi orang-orang agak menunggu," kata Paul Nolte, Senior Wealth Advisor and Market Strategist untuk Murphy & Sylvest di Elmhurst, Illinois

Sebuah laporan pada hari Selasa menunjukkan lowongan kerja AS meningkat pesat pada bulan Oktober sementara PHK turun paling banyak dalam 1,5 tahun.

Pasar keuangan memperkirakan peluang sekitar 72% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed pada 17-18 Desember, menurut alat FedWatch milik CME Group.

Pada sesi ini, saham Amazon naik. Perusahaan mengumumkan serangkaian platform kecerdasan buatan baru, yang dikenal sebagai model fondasi, pada konferensi tahunan AWS-nya.

Indeks S&P 500 naik 5,7% pada bulan November ketika mantan Presiden AS Donald Trump merebut kembali Gedung Putih dalam pemilihan umum 5 November dan Partai Republiknya menyapu bersih kedua majelis Kongres. Indeks naik sekitar 27% sepanjang tahun ini.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Menguat, Cermati Pilihan Saham untuk Rabu (4/12)

"Ini adalah pasar yang berkinerja sangat baik. Anda ingin pasar berhenti sejenak, beristirahat, dan menunggu katalis lain untuk mendorongnya lebih tinggi," kata Quincy Krosby, Chief Global Strategist LPL Financial di Charlotte, North Carolina.

Saham perusahaan Korea Selatan yang terdaftar di AS melemah, dengan iShares MSCI South Korea ETF melemah. Hal tersebut terjadi setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan ia akan mencabut deklarasi darurat militer yang telah diberlakukannya beberapa jam sebelumnya.

Saham Tesla melemah setelah data menunjukkan penjualan kendaraan listrik buatan China oleh produsen mobil itu turun 4,3% tahun-ke-tahun menjadi 78.856 pada bulan November.

Selanjutnya: Harga Tiket Pesawat Periode Nataru Turun Selama 16 Hari, Ini Tanggapan Prabowo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari