Wall Street ditutup bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq koreksi terseret saham teknologi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Rabu (17/2). Indeks Nasdaq Composite ditutup melemah 0,58% menjadi 13.965,50, indeks S&P 500 turun tipis 0,03% ke level 3.931,33 dan indeks  Dow Jones Industrial Average menguat 0,29% ke 31.613,02.

Pelemahan pada indeks Nasdaq dan S&P 500 terjadi karena koreksi di saham sektor teknologi setelah sejumlah investor memilih untuk keluar. Kekhawatiran tentang inflasi juga menambah tekanan pada bursa saham Amerika Serikat (AS) ini.

Sementara itu, Dow Jones mendapat sokongan dari pergerakan saham Verizon Communications Inc dan Chevron Corp. Saham-saham tersebut naik setelah Berkshire Hathaway Inc milik investor kawakan Warren Buffett mengungkapkan investasi besar di kedua perusahaan tersebut. 


Saham Verizon pun ditutup menguat 5,2%, dan saham Chevron melesat 3% pada perdagangan sesi tersebut.

Sementara itu, saham sektor teknologi memimpin pelemahan pada indeks S&P 500 dan Nasdaq. Saham Apple Inc, PayPal Holdings Inc dan Nvidia Corp menyeret kedua indeks tersebut setelah sektor teknologi pada indeks S&P 500 anjlok 1%.

Sebaliknya, sektor energi menguat 1,5% dan memimpin pergerakan di antara sektor pada indeks S&P 500. Hal tersebut terjadi karena penghentian produksi minyak di Texas yang mendorong harga minyak mentah ke level tertingginya. 

Rebound yang kuat dalam penjualan ritel AS membantu saham diskresioner konsumen naik 0,7%.

Baca Juga: Wall Street dibuka melemah jelang rilis risalah The Fed

Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mengurangi kerugian dan Dow menambah keuntungan setelah rilis risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan Januari.

Seluruh peserta rapat mendukung keputusan untuk menjaga kebijakan moneter yang akomodatif. The Fed telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai inflasi naik menjadi 2%. 

"Pasar secara akurat mencerminkan kombinasi suku bunga rendah yang berlanjut dan The Fed secara akomodatif tetap melakukan kebijakan tersebut secara berkelanjutan," kata Oliver Pursche, Presiden Bronson Meadows Capital Management di Fairfield, Connecticut.

Namun sikap akomodatif The Fed, ditambah dengan usulan paket senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden untuk bantuan pandemi virus corona, membuat beberapa analis memperingatkan potensi lonjakan inflasi di masa depan. Akibatnya, beberapa investor khawatir bahwa The Fed mungkin harus mengubah arah kebijakan lebih cepat dari yang diharapkan.

Ketakutan tersebut, yang telah didukung oleh kenaikan tajam dalam yield US Treasury seri acuan. Hal tersebut telah berkontribusi pada penurunan pasar saham baru-baru ini, dengan investor mengambil keuntungan dari saham sektor teknologi terkemuka di pasar.

Tekanan inflasi dapat memaksa The Fed untuk merevisi kebijakannya di masa depan, kata Michael O'Rourke, Chief Market Strategist JonesTrading di Stamford, Connecticut. 

Tapi, dia menambahkan, "Ini adalah ambang batas yang tinggi yang harus kami lewati agar mereka bereaksi."

Pada perdagangan kali ini, saham Wells Fargo & Co berhasil melonjak 5,2% setelah sebuah laporan mengatakan perbankan ini mendapat restu dari The Fed untuk merombak manajemen risiko dan tata kelola.

Saham Shopify Inc yang terdaftar di bursa AS turun 3,3% setelah raksasa perangkat lunak e-commerce asal Kanada itu mengisyaratkan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat pada tahun 2021 karena peluncuran vaksin mendorong orang untuk kembali ke toko setelah setahun yang ditandai dengan peningkatan belanja online.

Selanjutnya: Suami Ratu Elizabeth dilarikan ke rumah sakit di London

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari