KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street lanjut melemah dengan indeks Dow dan S&P 500 mengalami penurunan ketiga secara berturut-turut. Investor menanti data ekonomi di pekan ini guna mengukur proyeksi kebijakan moneter Federal Reserve. Selasa (26/3), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 31,31 poin atau 0,08% menjadi 39.282,33, indeks S&P 500 melemah 14,61 poin atau 0,28% ke 5,203.58 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 68,77 poin atau 0,42% ke 16,315.70. Tiga indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) mencapai rekor tertinggi pada pekan lalu, setelah The Fed mempertahankan proyeksi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Pada perdagangan kali ini, Wall Street berjuang untuk mendapatkan momentum kenaikan bahkan ketika Tesla menguat 2,92%. Penguatan Tesla teradi setelah CEO Elon Musk meluncurkan uji coba satu bulan teknologi Full Self-Driving dari pembuat kendaraan listrik tersebut kepada pelanggan lama dan baru di AS. Saham Tesla pun naik sekitar 4% untuk minggu ini, tetapi tetap turun lebih dari 28% untuk tahun ini. Baca Juga:
Wall Street Naik Seiring Pulihnya Saham-Saham Produsen Chip pada Selasa (26/3) Saat ini, fokus utama investor adalah rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat (29/3), ketika pasar AS tutup untuk libur Jumat Agung. Diproyeksi, PCE naik 0,4% di bulan Februari dan 2,5% secara tahunan. Inflasi inti, yang tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, diperkirakan meningkat 0,3% pada bulan lalu, mempertahankan laju tahunan sebesar 2,8%, menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters. "Angka terbesarnya adalah hari Jumat. Itu adalah angka yang akan menjadi perhatian semua orang dan apa pun yang terjadi pada saat itu akan menjadi kebisingan, jadi saya tidak mengantisipasi banyak hal yang akan terjadi sampai kita mendapatkan titik datanya," kata Stephen Massocca, Senior Vice President Wedbush Securities di San Francisco. "Satu hal yang akan menjadi kematian, kematian bagi pasar ini adalah jika sesuatu terjadi yang membuat orang percaya bahwa suku bunga The Fed belum mencapai puncaknya. Jika karena alasan tertentu orang berpikir The Fed bahkan memberikan firasat untuk menaikkan suku bunga, lebih baik menyingkirlah." Di sisi ekonomi, pesanan barang-barang manufaktur AS yang tahan lama meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Februari 2024. Sementara, belanja bisnis untuk peralatan menunjukkan tanda-tanda pemulihan sementara. Dalam laporan terpisah, Conference Board mengatakan indeks kepercayaan konsumen sedikit berubah menjadi 104,7 pada bulan Maret. Pasar perlahan-lahan meningkatkan ekspektasi bank sentral akan menurunkan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Juni, saat ini memperkirakan peluang sebesar 70,4%, menurut FedWatch Tool CME, naik dari 59,2% pada minggu lalu.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Rebound Rabu (27/3), Simak Saham-Saham yang Patut Dilirik Pada sesi ini, saham Grup Trump Media & Technology melonjak 16,1% dan ditutup pada US$ 57,99. Saham perusahaan sempat melonjak ke level tertinggi di US$79,38 saat memulai hari pertama perdagangannya, setelah menyelesaikan merger..
Sejalan, saham McCormick melonjak 10,52% dan menjadi perusahaan terbaik di indeks S&P 500, setelah pembuat rempah-rempah tersebut mengalahkan ekspektasi pasar untuk penjualan dan laba kuartal pertama. Saham Seagate Technology juga naik 7,38%, usai Morgan Stanley meningkatkan peringkat pembuat hard drive komputer itu menjadi overweight dari equal-weight". Namun, saham United Parcel Service anjlok 8,16%, setelah mengumumkan perkiraan tahun 2026. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari