Wall Street ditutup melemah, potensi inflasi dan koreksi saham Apple jadi pemberat



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah di akhir pekan karena investor memperkirakan inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi. Tekanan bagi bursa saham bertambah setelah saham Apple Inc jatuh menyusul putusan pengadilan yang tidak menguntungkan terkait toko aplikasi miliknya.

Jumat (10/9), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,78% menjadi 34.607,72, indeks S&P 500 melemah 0,77% ke 4.458,58 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 0,87% menjadi 15.115,49.

Semua dari sebelas indeks sektor S&P 500 turun, dengan real estat dan utilitas masing-masing turun lebih dari 1% dan memimpin penurunan.


Di awal perdagangan, tiga indeks utama AS mendapat dukungan dari berita panggilan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping yang dianggap sebagai tanda positif, yang dapat mencairkan hubungan antara dua mitra dagang terpenting dunia.

Sentimen negatif bagi bursa saham muncul saat harga produsen AS melesat pada bulan Agustus, dan menuju ke kenaikan tahunan terbesar dalam hampir 11 tahun. Ini menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan karena pandemi Covid-19 menekan rantai pasokan. 

Baca Juga: Wall Street naik, ditopang sentimen positif pembicaraan Joe Biden dan Xi Jinping

Komentar Presiden Federal Reserve Bank Cleveland Loretta Mester turut menambah beban. Dalam pernyataan terbarunya, Mester menegaskan, bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian aset tahun ini meskipun laporan pekerjaan Agustus lemah.

Indeks S&P 500 sudah melonjak sekitar 19% pada tahun 2021 dengan dukungan dari kebijakan bank sentral yang dovish dan optimisme pembukaan kembali.

Dalam perdagangan di akhir pekan ini, Wall Street telah bergerak sideways di sesi terakhir karena investor mencerna indikasi peningkatan inflasi dan kekhawatiran tentang dampak varian Delta pada pemulihan ekonomi. Investor juga tidak yakin tentang kapan Federal Reserve dapat mulai mengurangi langkah-langkah besar yang diberlakukan tahun lalu untuk melindungi ekonomi dari pandemi.

"Pasar sedang beristirahat," kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments. "Investor mencari beberapa berita atau informasi besar yang berada di luar ekspektasi, sesuatu yang jauh lebih besar, positif atau negatif, yang akan memberi investor visibilitas yang lebih baik tentang bagaimana keadaan akan mencari keseimbangan tahun ini."

Namun, keputusan hakim yang terhadap Apple Inc terkait aturan App Store-nya menyeret saham perusahaan ini. Alhasil, saham Apple pun turun 3,3%. 

Pelemahan saham Apple ini berkontribusi lebih dari saham lain terhadap koreksi yang dirasakan indeks Nasdaq dan S&P 500.

Padahal dengan putusan tersebut, saham sejumlah perusahaan pembuat aplikasi menguat. Lihat saja saham Spotify Technology naik 0,7%, dan Activision Blizzard dan Electronic Arts, keduanya naik sekitar 2%.

Baca Juga: Apple akan menggelar acara pada 14 September, bakal luncurkan Iphone baru?

Dengan hasil ini, maka tiga indeks utama kompak melemah di pekan ini. Indeks Dow Jones menderita koreksi terbesar setelah melorot 2,15% di minggu ini. Disusul, indeks S&P 500 yang merosot 1,7% dan Nasdaq yang terkikis 1,61% dalam sepekan terakhir.

Perdagangan kali ini juga menjadi rekor tersendiri bagi indeks S&P 500. Di mana ini adalah kali pertama sejak Februari, S&P 500 turun lima hari berturut-turut.

Pada sesi ini, saham Didi Global yang terdaftar di AS kembali turun 5% setelah pejabat pemerintah China mengatakan kepada perusahaan pengiriman dan transportasi online terkemuka itu untuk meningkatkan cara mereka mendistribusikan pendapatan dan memastikan waktu istirahat bagi pekerja.

Saham Grocer Kroger Co juga merosot hampir 8% setelah mengatakan gangguan rantai pasokan global, biaya pengiriman, diskon dan pemborosan akan memukul margin keuntungannya.

Selanjutnya: Dalam sepekan, rata-rata volume transaksi harian di BEI naik 6,75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari