Wall Street ditutup melemah tipis, kekhawatiran inflasi hentikan reli



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup koreksi tipis dan tak mampu mempertahankan reli yang sudah terjadi sejak sesi sebelumnya lantaran investor terus mencoba memprediksi pergerakan inflasi Amerika Serikat (AS).

Selasa (25/5), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 81,52 poin atau 0,24% menjadi 34.312,46. Indeks S&P 500 juga melemah 8,92 poin atau 0,21% ke 4.188,13 dan Nasdaq Composite koreksi 4,00 poin atau 0,03% ke posisi 13.657,17.

Bursa saham AS sebenarnya dalam posisi cukup baik setelah reli yang terjadi pada sesi sebelumnya. Terlebih yield US Treasury tenor panjang kembali turun untuk hari keempat berturut-turut, di mana obligasi tenor 10 berada di level terendah baru dalam 2 minggu setelah berada di 1,557%, dan berhasil meredam kekhawatiran lonjakan inflasi.


Di sisi lain, para pejabat Federal Reserve terus meremehkan tekanan harga yang meningkat. Wakil Ketua The Fed Richard Clarida menegaskan, bank sentral dapat mengambil langkah-langkah untuk meredakan lonjakan inflasi, jika itu terjadi, tanpa menggoyahkan rebound ekonomi akibat pandemi virus corona.

Meskipun sebagian besar pelaku pasar mengharapkan harga meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi. Tetapi kekhawatiran tentang kecepatan dan lintasan kenaikan tetap ada.

"Mungkin pasar obligasi tidak terlalu jauh dari keseimbangan," kata Jim Paulsen, Chief Investment Strategist The Leuthold Group di Minneapolis. Dia menambahkan, pasar obligasi Negeri Paman Sam ini juga tampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan inflasi. 

"Ini adalah kombinasi yang mungkin, The Fed benar tetapi juga bahwa The Fed untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa mereka mulai berbicara tentang tapering (pembelian obligasi), yang juga merupakan tanda yang menghibur bahwa masih ada detak jantung untuk memerangi inflasi di Federal Reserve," tegas Paulsen.

Baca Juga: Lanjut reli, Wall Street bergerak lebih tinggi dipicu meredanya kekhawatiran inflasi

Pada perdagangan kali ini, saham sektor energi turun 2,04%. Ini juga menjadi sektor paling lemah pada hari itu dengan saham Exxon Mobil Corp ambles 2,26% dan jadi beban terbesar pada S&P 500. Koreksi Exxon terjadi usai sumber mengatakan bahwa BlackRock Inc telah mendukung perusahaan hedge fund Engine No. 1 untuk bergabung dengan raksasa energi itu.

Sementara sektor real estat menguat 0,31% dan menjadi salah satu sektor yang paling bersinar pada perdagangan kali ini. Sektor ini mendapat manfaat dari jeda hasil usai data pada hari Selasa menunjukkan, penjualan rumah keluarga tunggal baru turun pada bulan April karena harga melonjak di tengah ketatnya pasokan rumah, sementara laporan terpisah menunjukkan kepercayaan konsumen AS sedikit berubah dan mendekati angka bulan lalu yang merupakan pembacaan tertinggi sejak Februari 2020.

Indeks S&P 500 berada sekitar 1% dari level tertinggi sepanjang masa yang dicetak pada 7 Mei karena fokus beralih ke laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS, ukuran inflasi yang disukai The Fed, yang akan dirilis pada hari Kamis.

Pembacaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan pada harga konsumen dua minggu lalu memicu kembali kekhawatiran inflasi dan memicu volatilitas pasar.

Saham maskapai penerbangan, bagian dari perdagangan yang "dibuka kembali", naik setelah United Airlines dan Hawaiian Holdings mengeluarkan perkiraan lalu lintas udara yang optimis dan perkiraan penjualan tiket yang mengirim saham mereka naik 1,50% dan 3,59%.

Boeing juga melesat 1,39% setelah bisnis penyewaan pesawat SMBC Aviation Capital setuju untuk membeli 14 lagi jet 737 MAX.

Tapi saham Lordstown Motors Corp merosot 7,45% setelah startup kendaraan listrik mengatakan bahwa produksi truk Endurance pada tahun 2021 akan menjadi setengah dari ekspektasi sebelumnya dan membutuhkan tambahan modal untuk melaksanakan rencananya.

Selanjutnya: Mulai bermunculan klaster pabrik, jumlah kasus Covid-19 Vietnam rekor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari