Wall Street Ditutup Naik Jelang Pertemuan The Fed dan Laporan Kinerja Perusahaan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat dengan indeks S&P 500 kembali cetak level penutupan tertinggi di awal pekan ini. Sentimen bagi pasar saham Amerika Serikat (AS) cenderung tipis sebelum laporan kinerja perusahaan megacap, data ekonomi, dan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu ini.

Senin (29/1), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,59% ke 38.333,45, indeks S&P 500 naik 0,76% menjadi 4.927,93 dan indeks Nasdaq Composite naik 1,12% menjadi 15.628,04.

10 Dari 11 indeks sektoral pada S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor teknologi informasi yang menguat 1,37%. Diikuti, sektor teknologi informasi yang naik 0,97% di awal pekan.


Sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan pada sesi ini.

Baca Juga: Wall Street Menguat Tipis pada Senin (29/1) Menjelang Keputusan The Fed

Sejauh ini, indeks penentu arah naik 3,3% di bulan pertama tahun 2024, dan membuat BlackRock menaikkan pandangan saham Amerika Serikat (AS) secara keseluruhan menjadi overweight dari netral.

"Hari ini adalah masa tenang sebelum badai terjadi," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha.

"Ini adalah minggu yang penuh dengan berita utama, laporan pendapatan, The Fed, laporan ketenagakerjaan, dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung."

"Jadi dengan saham-saham yang selalu tinggi, jika kita melihat adanya kekecewaan, hal itu dapat mengganggu pasar dan menyebabkan volatilitas yang memang pantas terjadi," tambah Detrick.

Serentetan rilis kinerja pendapatan dari saham-saham teknologi terkemuka dan momentum yang berdekatan menanti. Dimulai pada hari Selasa (30/1) dengan laporan kinerja Alphabet Inc dan Microsoft Corp.

Disusul, laporan kinerja Qualcomm Inc pada Rabu (31/1). Dan puncaknya pada Kamis (1/2) untuk kinerja Apple Inc, Amazon.com dan Meta Platforms Inc.

Laporan keuangan lainnya yang diawasi ketat termasuk General Motors Inc pada hari Selasa, Boeing Co pada hari Kamis, dengan perusahaan supermajor minyak Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp menutup minggu ini dengan rilis kinerja pada hari Jumat (2/2).

Federal Open Markets Committee (FOMC) dijadwalkan bertemu pada hari Selasa untuk mengadakan pertemuan kebijakan moneter selama dua hari. Di mana para anggota yang mempunyai hak suara diperkirakan akan mempertahankan suku bunga The Fed tidak berubah pada kisaran 5,25% hingga 5,50%.

"Powell mungkin akan berhati-hati. The Fed tidak ingin terbebani oleh inflasi, dan akan menunda pemotongan (perkiraan) pada bulan Maret sebagai kepastian," kata Detrick.

Ketua The Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya telah memperingatkan untuk tidak mengharapkan penurunan suku bunga sebelum inflasi turun ke target rata-rata tahunan sebesar 2%, namun mereka juga berjanji untuk tetap tangkas dalam menanggapi data ekonomi.

Daftar laporan ekonomi minggu ini mencakup pasar tenaga kerja, Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, ADP, biaya tenaga kerja kuartal keempat, produktivitas, dan rencana PHK, serta laporan ketenagakerjaan bulan Januari pada hari Jumat.

Baca Juga: Prediksi IHSG Tembus 7.460 di 2024, Ini Sektor Saham Jagoan Mandiri Sekuritas

Harga rumah Case-Shiller, kepercayaan konsumen, indeks manajer pembelian Institute for Supply Management, belanja konstruksi dan pesanan pabrik juga ikut meningkat.

Data ekonomi yang kuat akhir-akhir ini, terutama data produk domestik bruto dan pengeluaran konsumsi pribadi yang kuat pada minggu lalu, secara bersamaan telah meredakan ketakutan akan resesi yang akan segera terjadi dan menghilangkan harapan bahwa The Fed akan mulai memotong suku bunga secepatnya pada bulan Maret.

Pada sesi kali ini, saham Tesla Inc melonjak 4,2% setelah pembuat mobil listrik itu mengungkapkan rencana belanja modal.

Pembuat vakum robot iRobot melemah 8,8% karena perusahaan dan Amazon membatalkan rencana merger usai mendapat tentangan dari regulator antimonopoli UE.

Saham Meta Platforms naik 1,7% setelah broker Jefferies menaikkan target harga sahamnya menjadi US$ 455 dari US$ 425.

Namun, saham Warner Bros Discovery turun 1,2% karena broker Wells Fargo menurunkan peringkat platform streaming tersebut menjadi "equalweight" dari "overweight."

Editor: Anna Suci Perwitasari