KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Rabu (27/11), dengan Nasdaq memimpin penurunan akibat merosotnya saham teknologi di tengah kekhawatiran bahwa The Fed mungkin akan lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga setelah data inflasi AS yang tetap tinggi. Mengacu Reuters, indeks S&P 500 turun 22,85 poin atau 0,38% menjadi 5.998,78 poin. Nasdaq Composite melemah 113,80 poin atau 0,59% menjadi 19.061,78 poin dan Dow Jones Industrial Average turun 136,31 poin atau 0,31% ke 44.723,23 poin. Data ekonomi terbaru menunjukkan belanja konsumen meningkat solid pada Oktober, menandakan ekonomi AS tetap tumbuh dengan kuat. Namun, upaya menurunkan inflasi tampaknya mengalami hambatan.
Baca Juga: Wall Street Menanti Laporan Inflasi Utama, Suku Bunga AS Diprediksi Turun Bulan Depan Menurut CME FedWatch, para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember. Namun, mereka juga memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga pada pertemuan Januari dan Maret. Investor juga mencerna dampak dari pernyataan Presiden terpilih Donald Trump pada Senin (25/11) yang berencana memberlakukan tarif 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada serta 10% pada barang dari Tiongkok, kecuali negara-negara tersebut menghentikan aliran opioid fentanyl dan imigran ilegal ke AS. Goldman Sachs dalam catatannya minggu ini menyebutkan bahwa eskalasi kebijakan tarif ini berisiko menunda pencapaian target inflasi 2,0%.
Baca Juga: Belanja Konsumen AS Meningkat Pesat pada Bulan Oktober, Inflasi Tetap Tinggi Tekanan pada Saham Teknologi Saham Dell merosot 12%, sedangkan HP turun hampir 6% setelah memberikan proyeksi kuartalan yang mengecewakan. Sektor Teknologi Informasi turun 1,2%, dengan sentimen negatif juga memengaruhi saham megakapitalisasi seperti Nvidia dan Microsoft. Indeks Philadelphia SE Semiconductor tercatat turun 1,8%. Sementara itu, indeks Russell 2000 yang sempat mencapai rekor tertinggi awal minggu ini berakhir naik tipis 0,1%. Fokus pada Data Ekonomi dan Kebijakan The Fed Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS tetap kuat pada kuartal ketiga, dengan klaim pengangguran mingguan kembali menurun. Kondisi ini membuka peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada Desember.
Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Sejuta Umat dan Rekomendasi Analis Namun, Scott Welch, Kepala Investasi di Certuity, mengatakan, “Inflasi terbukti lebih sulit diturunkan daripada yang diharapkan The Fed, sehingga mereka mungkin akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga.” Ia juga menyoroti potensi dampak inflasi dari kebijakan tarif Trump, yang akan memaksa The Fed menyeimbangkan data ekonomi dengan agenda kebijakan pemerintahan yang akan datang. Risalah dari pertemuan The Fed pada November yang dirilis Selasa (26/11) menunjukkan adanya ketidakpastian di antara pembuat kebijakan mengenai prospek pemotongan suku bunga dan seberapa besar suku bunga saat ini memengaruhi perekonomian. Saham-Saham Lainnya Saham Workday turun 6,2% setelah memproyeksikan pendapatan langganan kuartal keempat di bawah ekspektasi akibat lemahnya belanja klien pada perangkat lunak manajemen sumber daya manusia mereka.
Bulan ini, indeks S&P 500 diproyeksikan mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam setahun dan menjadi bulan keenam naik dari tujuh bulan terakhir, didorong ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan mendukung bisnis lokal dan perekonomian secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto