KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi setelah Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 melemah usai cetak rekor penutupan tertinggi hari Jumat (18/10) dan enam kenaikan mingguan berturut-turut karena imbal hasil US Treasury naik dan investor waspada terhadap valuasi tinggi yang menunggu kinerja laba dari perusahaan besar. Senin (21/10), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 344,31 poin atau 0,80% menjadi 42.931,60, indeks S&P 500 turun 10,69 poin atau 0,18% ke 5.853,98 dan indeks Nasdaq Composite menguat 50,45 poin atau 0,27% ke 18.540,01. Penguatan Nasdaq ditopang oleh perusahaan chip papan atas Nvidia, yang naik 4,14% hingga ditutup pada rekor tertinggi US$ 143,71.
Sedangkan hampir semua sektor utama S&P 500 berada di zona merah. Di mana, sektor Real Estate yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,08% karena imbal hasil naik. Sedangkan sektor teknologi terangkat oleh lonjakan saham Nvidia. Indeks Russell 2000 yang sensitif terhadap ekonomi turun 1,61%. Baca Juga:
IHSG Menguat 7 Hari Beruntun, Intip Saham yang Banyak Dijual Asing, Senin (21/10) Pada awal pekan ini, imbal hasil obligasi US Treasury tenor 10 tahun melonjak setinggi 4,17%, tertinggi dalam 12 minggu. "Tidaklah aneh jika pasar ingin beristirahat sejenak setelah enam minggu terus-menerus mencatat rekor tertinggi," kata Carol Schleif,
Chief Investment Officer di BMO Family Office. "Kenaikan imbal hasil US Treasury 10 tahun menimbulkan kebingungan bahwa mungkin ekonomi tumbuh terlalu cepat dan lapangan kerja masih terlalu tangguh," tambah Sam Stovall,
Chief Investment Strategist di CFRA Research. "Akibatnya, The Fed mungkin akan lebih lambat menurunkan suku bunga." Di akhir pekan lalu, Dow dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi karena ketiga indeks utama membukukan kenaikan minggu keenam berturut-turut, kenaikan terpanjang tahun ini. Sedangkan di sesi kali ini, banyak saham teknologi megacap yang sensitif terhadap suku bunga merosot. Seperti Tesla turun 0,84%. Setelah awal musim laporan kinerja yang cukup optimistis, fokus tertuju pada 114 perusahaan S&P 500 yang dijadwalkan untuk melaporkan laba di minggu ini. Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Tesla, Coca-Cola, dan Texas Instruments. Menjelang minggu yang sibuk untuk laporan kinerja, beberapa investor kemungkinan mengambil untung, menurut analis. David Laut,
Chief Investment Officer di Abound Financial, mengatakan pasar sedang mengamati seberapa besar valuasi yang melar. Dari perusahaan yang telah melaporkan sejauh ini, 83,1% mengalahkan estimasi kinerja, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG pada hari Jumat. Investor juga menantikan pemilihan presiden AS, dengan jajak pendapat menunjukkan peluang membaik bagi mantan Presiden Donald Trump, kandidat Partai Republik. "Menjelang tanggal pemilihan, bahkan perubahan kecil dalam jajak pendapat yang ketat dapat mendorong perubahan yang tampaknya tidak menentu dalam sentimen pasar," kata analis Danske Bank. Pada sesi ini, saham Boeing BA.N melonjak 3,1% setelah berita bahwa pekerja dapat memberikan suara pada kesepakatan baru untuk mengakhiri pemogokan lima minggu yang merugikan.
Baca Juga: Wall Street Bergerak Bervariasi Senin (21/10), Jelang Laporan Keuangan Perusahaan Saham Spirit Airlines juga meroket 53,06% setelah perusahaan mencapai kesepakatan untuk memperpanjang batas waktu pembiayaan kembali utang selama dua bulan. Di sisi lain, saham Humana merosot 2,46% setelah sebuah laporan mengatakan Cigna telah melanjutkan pembicaraan merger dengan perusahaan asuransi kesehatan tersebut. Saham Cigna juga turun 4,69%. Penjualan rumah, PMI kilat, dan laporan barang tahan lama ada dalam agenda data sepanjang minggu, seperti juga Beige Book milik Federal Reserve. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari