Wall Street: Indeks S&P 500 Capai Rekor Harian Tertinggi, Ditopang Saham Chip



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street bervariasi dengan kecenderungan menguat setelah indeks S&P 500 dan Nasdaq naik di awal pekan ini. Di mana, indeks acuan menyentuh rekor tertinggi harian karena investor bersiap menghadapi minggu yang penuh dengan data kinerja perusahaan dan data ekonomi penting yang kemungkinan akan menguji valuasi pasar saham Amerika Serikat (AS) yang berlebihan.

Senin (14/10), indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,89 poin, atau 0,10% menjadi 42.820,42, indeks S&P 500 menguat 29,72 poin atau 0,51% ke 5.844,75 dan indeks Nasdaq Composite naik 158,43 poin atau 0,86% ke 18.501,37.

Saham chip mendorong kenaikan pada pasar saham AS, setelah indeks S&P 500 cetak rekor penutupan pada hari Jumat (11/10), setelah bank-bank besar memulai musim pengumuman kinerja kuartal III-2024 dengan catatan positif.


Saham teknologi seperti Nvidia dan Apple menguat, masing-masing 2,2% dan 1,6%. Indeks perusahaan semikonduktor juga melonjak ke level tertinggi lebih dari dua bulan.

Lima dari 11 sektor pada indeks S&P 500 naik tipis, dengan sektor Teknologi memimpin setelah menguat 1,5%. Sementara sektor energi turun 0,4%, mengikuti harga minyak yang lebih rendah.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,52%, Intip Proyeksinya untuk Selasa (15/10)

Di sisi lain, indeks Dow tergelincir oleh saham Caterpillar, yang turun 3% setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat pembuat peralatan itu menjadi "underweight" dari "equal weight".

Saham Boeing juga menyeret Dow setelah melemah 2,4% usai pembuat pesawat itu menandai kerugian kuartal III-2024 yang lebih besar dari yang diharapkan pada hari Jumat. Perusahaan itu juga mengatakan akan memangkas 17.000 pekerjaan dan menunda pengiriman pertama jet 777X-nya selama setahun.

Laba sektor perbankan mungkin telah meningkatkan harapan bahwa hasil yang solid dapat membantu saham melanjutkan pergerakan kuatnya di tahun 2024. Namun, dengan valuasi saham yang melebar - S&P 500 diperdagangkan pada 21,8 kali laba berjangka, dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang sebesar 15,7 - perusahaan mungkin kesulitan untuk memuaskan investor.

"Kami tutup dengan cukup kuat pada hari Jumat, berkat hasil laba bank. JPMorgan jelas menonjol, menetapkan nada optimisme menuju bagian yang lebih besar dari musim laba minggu ini," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities.

Empat puluh satu perusahaan dalam indeks S&P 500 diharapkan melaporkan kinerja pada minggu ini, termasuk Bank of America, Citigroup, Johnson & Johnson dan Netflix.

Pertumbuhan laba kuartal III-2024 secara tahunan untuk indeks S&P 500 diperkirakan sebesar 4,9%, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG pada hari Jumat.

Investor juga akan mencermati data ekonomi penting, terutama angka penjualan ritel September, yang akan dirilis pada hari Kamis, untuk petunjuk tentang kesehatan finansial konsumen AS.

Sementara itu, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, ia melihat penurunan suku bunga yang moderat di masa mendatang karena inflasi mendekati target 2% bank sentral.

Gubernur The Fed Christopher Waller juga dijadwalkan untuk berpidato di kemudian hari.

Baca Juga: Menilik Keputusan BEI Terkait Perpanjang Waktu Pemenuhan Rasio Free Float 10%

Pertaruhan pada penurunan 25 basis poin pada pertemuan Fed bulan November mencapai 84,2%, menurut alat FedWatch milik CME Group, karena para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan yang sangat besar.

Di sisi lain, saham Bank investasi B. Riley Financial melonjak 20% setelah perusahaan mengatakan telah setuju untuk menjual unitnya, Great American Group, kepada perusahaan manajemen aset Oaktree Capital dalam kesepakatan senilai $386 juta.

Saham perusahaan China yang terdaftar di AS turun, dengan Alibaba turun 1,3% dan PDD Holdings melemah 3,9%, karena para investor dibiarkan menebak-nebak besarnya keseluruhan stimulus fiskal yang diumumkan China pada hari Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari