KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan Wall Street jatuh pada hari Senin (20/9). Terseret kekhawatiran tentang laju pemulihan ekonomi global di tengah rencana Federal Reserve yang akan memutuskan pengurangan stimulus era pandemi. Melansir
Reuters pukul 09:39 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 463,80 poin atau 1,34% pada 34.121,08, S&P 500 turun 60,05 poin atau 1,35% pada 4.372,94, dan Nasdaq Composite turun 244,94 poin, atau 1,63 %, pada 14.799,03. Sepuluh dari 11 sektor utama S&P turun pada awal perdagangan. Sektor industri, keuangan, dan energi yang sensitif terhadap kondisi ekonomi turun antara 1,6% dan 3,2%.
Sub-indeks perbankan turun 2,9%, mengikuti imbal hasil US Treasury karena investor berbondong-bondong k obligasi di tengah kekhawatiran tentang
default pengembang properti China Evergrande.
Baca Juga: Membaca arah mata uang global jelang pertemuan FOMC Meeting Saham terkait teknologi kelas berat Microsoft Corp, pemilik Google Alphabet Inc, Amazon.com Inc, Apple Inc dan Tesla Inc, yang cenderung berkinerja lebih baik selama ketidakpastian ekonomi, turun antara 0,6% dan 2,8%. Asal tahu, Wall Street telah terluka pada bulan ini oleh kekhawatiran tingkat pajak perusahaan yang berpotensi lebih tinggi akan mengurangi pendapatan dan mengabaikan tanda-tanda inflasi mungkin telah mencapai puncaknya. Indeks S&P 500 berada pada jalur untuk menghentikan kenaikan beruntun tujuh bulan. Semua mata saat ini akan tertuju pada pertemuan kebijakan The Fed, di mana bank sentral diperkirakan akan meletakkan dasar untuk pengurangan, meskipun konsensusnya adalah untuk pengumuman sebenarnya akan ditunda hingga pertemuan November atau Desember. "Pasar telah dihargai dengan sempurna untuk waktu yang lama dan jeda pada September ini yang tampaknya cukup musiman sepanjang sejarah, pasar berurusan dengan hal yang paling mereka benci - ketidakpastian," kata David Bahnsen, chief investment officer, The Bahnsen Group in Newport Beach, California.
Baca Juga: Simak proyeksi IHSG dan rekomendasi saham untuk perdagangan Selasa (21/9) "Ada ketidakpastian seputar geopolitik, kebijakan kesehatan masyarakat, pajak dan undang-undang pengeluaran, tetapi pasar ini hampir tidak mengalami volatilitas penurunan untuk waktu yang lama dan kemunduran sudah lama tertunda. Analis di Morgan Stanley mengatakan mereka memperkirakan koreksi 10% di S&P 500 karena The Fed mulai mengendurkan dukungan moneternya. Selain itu, tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang terhenti dapat memperdalamnya menjadi 20%. Indeks volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, mencapai level tertinggi dalam sebulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto