KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street jatuh pada hari perdagangan Kamis (13/10), dengan Dow dan S&P 500 mendekati posisi terendah dua tahun. Kenaikan arga konsumen September yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran naiknya suku bunga Federal Reserve pada bulan November. Melansir Reuters, pukul 10:07 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 183,99 poin atau 0,63% pada 29.026,86, S&P 500 turun 38,67 poin atau 1,08% pada 3.538,36, dan Nasdaq Composite turun 186,08 poin atau 1,79 % pada 10.231.02. Baca Juga: Perdagangan Saham Wall Street (13/10) Dibuka Terjun Bebas, Nasdaq Memimpin
Indeks harga konsumen (CPI) AS bulan September naik 8,2% (YoY), dibandingkan dengan perkiraan kenaikan sebesar 8,1%. Angka tersebut lebih rendah dari peningkatan 8,3% pada bulan Agustus. Core CPI, yang menghilangkan harga makanan dan bahan bakar, naik 6,6% bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 6,5%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari kenaikan 6,3% pada bulan Agustus. "Baik headline dan CPI inti datang jauh lebih tinggi dari ekspektasi dan itu mengecewakan," kata Mace M. McCain, kepala investasi di Frost Investment Advisors. "Kami berharap untuk melihat beberapa moderasi dalam inflasi dan kami tidak melihat itu pada saat ini. Tidak ada yang menghalangi The Fed dari jalan mereka." Laporan inflasi mengikuti data pada hari Rabu yang menunjukkan harga produsen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September. Pasar memperkirakan peluang hampir 91% kenaikan 75 basis poin (bps) keempat berturut-turut oleh The Fed pada pertemuannya bulan depan. Sementara, beberapa memperkirakan peluang 9% dari kenaikan 100 bps. Risalah dari pertemuan bank sentral bulan lalu menunjukkan pembuat kebijakan sepakat bahwa mereka perlu mempertahankan sikap kebijakan yang lebih ketat. Ketua The Fed Jerome Powell bersumpah bahwa mereka akan "terus melakukannya sampai kami yakin pekerjaan selesai."