Wall Street Jatuh untuk Hari ke-3 Rabu (21/2), Bersiap Hadapi Laporan Nvidia



KONTAN.CO.ID - Wall Street merosot pada hari Rabu (21/2) karena investor bersiap untuk laporan pendapatan dari produsen chip Nvidia yang dapat menghambat euforia AI tahun ini jika hasilnya tidak bagus.

Selain itu, pasar juga Tengah menunggu risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve.

Baca Juga: Wall St Dibuka Turun Rabu (21/2), Jelang Laporan Nvidia dan Risalah Rapat The Fed


Melansir Reuters, pukul 09:40 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 104,68 poin atau 0,27% pada 38,459.12, S&P 500 turun 10,96 poin atau 0,22% pada 4,964.55, dan Nasdaq Composite turun 69,03 poin atau 0,44 % pada 15.561,76.

Saham Nvidia merosot 1,2% setelah penurunan lebih dari 4% di sesi sebelumnya menjelang pendapatan kuartalan perusahaan semikonduktor tersebut, yang diharapkan rilis setelah pasar tutup pada hari Rabu.

Perusahaan ini diperkirakan akan membukukan lonjakan pendapatan kuartal keempat lebih dari tiga kali lipat karena kuatnya permintaan akan chipnya yang mendominasi pasar kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga: Wall Street Ditutup Melemah, Indeks Nasdaq Terseret Koreksi Saham Nvidia

Namun para analis telah memperingatkan bahwa valuasi Nvidia yang tinggi dapat membuatnya rentan terhadap penurunan tajam jika perusahaan tersebut tidak memberikan laporan yang besar.

Selain itu juga memicu aksi jual yang lebih luas di antara perusahaan-perusahaan teknologi lain yang mendapat keuntungan dari taruhan pada AI.

“(Nvidia) dipandang sebagai perusahaan terdepan dalam revolusi AI,” kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments di New Jersey.

“Dengan kenaikan harga di sektor teknologi megacap, jelas ada kegelisahan terhadap tingkat kekecewaan apa pun. Nvidia benar-benar tidak hanya perlu mengalahkan, namun juga memiliki perkiraan yang sangat kuat agar bisa kembali melaju ke arah positif.”

Baca Juga: Wall Street Loyo: Indeks Nasdaq, S&P 500 dan Dow Jones Kompak Ditutup Melemah

Saham produsen chip tersebut telah melonjak 38,2% sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 5,7% dan 3,6% pada Indeks Semikonduktor Philadelphia dan Nasdaq yang padat teknologi.

Lima dari 11 sektor S&P utama melemah pada awal perdagangan, dengan saham-saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga turun 1%.

Reli yang dipicu AI di Wall Street tahun ini mengalami masa sulit setelah data minggu lalu mengisyaratkan inflasi yang tinggi dan memicu kekhawatiran bahwa The Fed dapat menunda dimulainya siklus pelonggaran suku bunga.

“Data inflasi bulan Januari memperumit keputusan suku bunga The Fed yang akan datang,” kata presiden Fed Richmond Thomas Barkin pada hari Rabu.

Risalah pertemuan kebijakan moneter The Fed bulan Januari, yang dijadwalkan pada pukul 14.00 waktu setempat, diharapkan akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu potensi penurunan suku bunga.

Mayoritas pedagang saat ini memperkirakan bulan Juni sebagai titik awal pelonggaran suku bunga, dibandingkan dengan bulan Maret pada awal tahun, menurut CME FedWatch Tool.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto