KONTAN.CO.ID - Indeks blue-chip Dow naik dan mencapai rekor intraday pada Jumat (27/9). Sementara saham berkapitalisasi kecil (
small-cap) mengungguli pasar setelah laporan inflasi yang lebih lunak membuka jalan bagi The Fed untuk fokus memperkuat pasar tenaga kerja sambil melanjutkan pelonggaran suku bunga. Laporan dari Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa belanja konsumen meningkat secara moderat pada bulan Agustus, yang menunjukkan ekonomi masih mempertahankan momentum solid di kuartal ketiga. Sementara tekanan inflasi terus mereda.
Baca Juga: Kripto dan Saham Naik Usai Fed Pangkas Bunga, Reku Hadirkan Saham AS Untuk Investasi Melansir
Reuters, pukul 11:50 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 410,80 poin, atau 0,97%, menjadi 42.585,91. S&P 500 naik 2,69 poin, atau 0,05%, ke 5.748,00. Sementara Nasdaq Composite turun 61,33 poin, atau 0,34%, menjadi 18.128,96. Indeks Russell 2000, yang melacak saham berkapitalisasi kecil yang berkinerja lebih baik di lingkungan suku bunga rendah, naik 1,5% ke level tertinggi dalam satu minggu. Sepuluh dari 11 sektor di S&P 500 menguat, dipimpin oleh kenaikan 2% di saham energi, sementara saham teknologi turun 1%. Komponen Nasdaq seperti Nvidia dan Microsoft masing-masing turun 2,7% dan 0,5% karena investor beralih fokus ke sektor lain.
Baca Juga: Wall Street Naik Tipis Jumat (27/9), Setelah Laporan Inflasi; Saham Small-Cap Unggul Saham keuangan seperti Goldman Sachs dan saham kesehatan seperti UnitedHealth menjadi pendorong terbesar bagi indeks Dow. Investor kini lebih condong pada pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya, dengan probabilitas 52,1%, naik dari 50% sebelum data dirilis, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Tekanan harga yang mereda memberi cukup ruang bagi The Fed untuk memulai siklus pelonggaran kebijakan dengan pemotongan sebesar 50 bps minggu lalu. Fokus sekarang beralih ke serangkaian laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis minggu depan. "Pasar berharap kita mendapatkan lebih banyak pemotongan suku bunga. Fed mungkin mempercepat siklus pemotongan ini, tetapi kita mungkin tidak akan mendapatkan pemotongan 50 bps lainnya kecuali ada data buruk – laporan pekerjaan negatif atau lonjakan pengangguran," kata John Luke Tyner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Lebih Tinggi Jumat (27/9), Setelah Laporan Inflasi yang Lemah Sementara itu, estimasi akhir sentimen konsumen University of Michigan untuk September tercatat di angka 70,1, dibandingkan dengan perkiraan 69,3 menurut jajak pendapat ekonom yang dilakukan oleh Reuters. Pasar juga akan mencermati pernyataan dari Gubernur The Fed Michelle Bowman yang dijadwalkan kemudian pada hari itu.
Pada Kamis (26/9) malam, Gubernur Fed Lisa Cook mengatakan langkah langka yang diambil oleh bank sentral awal bulan ini bisa mengatasi peningkatan "risiko penurunan" terhadap ketenagakerjaan. Indeks utama Wall Street berakhir lebih tinggi pada sesi sebelumnya, dengan S&P 500 ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. Ketiga indeks tersebut berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan selama tiga minggu berturut-turut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto