NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS menurun tadi malam (12/6). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,7% menjadi 1.930,11. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,7% menjadi 16.734,19. Penurunan juga terlihat pada indeks Nasdaq sebesar 0,8%. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni Delta Air Lines Inc yang anjlok 5,9%, Diamond Offshore Drilling Inc naik 3,2%, dan Noble Corp naik 3,2%. Sedangkan saham Intel Corp berhasil melaju 3,8%. Penurunan bursa AS dipicu oleh aksi jual saham-saham dari sektor barang konsumen setelah kekerasan di Iraq mendorong harga minyak dunia ke posisi tertingginya dalam delapan bulan terakhir. Meningkatnya kekerasan yang terjadi di bagian Utara dan pusat Irak meningkatkan prospek akan terjadinya perang sipil di negara tersebut. Padahal, Irak merupakan negara produsen minyak terbesar kedua dari Organization Petreoleum Economic Countries (OPEC)."Kekerasan di Irak merupakan kejadian geopolitik yang sangat penting bagi pasar minyak. Irak saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan produksi minyak mereka namun saat ini terjebak dalam konflik yang tak berkesudahan," jelas John Kilduff, partner Again Capital LLC di New York. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Wall Street kembali tertekan untuk hari kedua
NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS menurun tadi malam (12/6). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,7% menjadi 1.930,11. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,7% menjadi 16.734,19. Penurunan juga terlihat pada indeks Nasdaq sebesar 0,8%. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni Delta Air Lines Inc yang anjlok 5,9%, Diamond Offshore Drilling Inc naik 3,2%, dan Noble Corp naik 3,2%. Sedangkan saham Intel Corp berhasil melaju 3,8%. Penurunan bursa AS dipicu oleh aksi jual saham-saham dari sektor barang konsumen setelah kekerasan di Iraq mendorong harga minyak dunia ke posisi tertingginya dalam delapan bulan terakhir. Meningkatnya kekerasan yang terjadi di bagian Utara dan pusat Irak meningkatkan prospek akan terjadinya perang sipil di negara tersebut. Padahal, Irak merupakan negara produsen minyak terbesar kedua dari Organization Petreoleum Economic Countries (OPEC)."Kekerasan di Irak merupakan kejadian geopolitik yang sangat penting bagi pasar minyak. Irak saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan produksi minyak mereka namun saat ini terjebak dalam konflik yang tak berkesudahan," jelas John Kilduff, partner Again Capital LLC di New York. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News