KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup koreksi pada akhir perdagangan Selasa (6/4). Indeks S&P 500 tergelincir tetapi masih mendekati rekor penutupan tertinggi dalam beberapa sesi berturut-turut, karena investor mempertimbangkan data ekonomi AS yang lebih kuat. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 96,95 poin atau 0,29% ke 33.430,24, S&P 500 turun 3,97 poin atau 0,10% ke 4.073,94 dan Nasdaq Composite turun 7,21 poin atau 0,05% ke 13.698,38. Saham Snap Inc melonjak 5,12% setelah Atlantic Equities meningkatkan peringkatnya pada saham pemilik aplikasi perpesanan foto menjadi
overweight dari netral.
Saham Norwegian Cruise Line Holdings Ltd naik 4,61% karena mengatakan akan mulai berlayar di luar Amerika Serikat dari Kepulauan Karibia dan Yunani pada Juli, memulai kembali perjalanan setelah jeda selama setahun yang disebabkan oleh pandemi. Volume transaksi perdagangan di bursa AS mencapai 9,65 miliar saham, dengan rata-rata 12,39 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca Juga: Wall Street melesat, Dow Jones dan S&P menembus rekor tertinggi Mengutip
Reuters, Rabu (7/4), lowongan kerja AS naik ke level tertinggi dalam dua tahun pada Februari, sementara perekrutan meningkat. Data tersebut datang setelah laporan penggajian yang kuat pada Jumat dan laporan kegiatan sektor jasa pada Maret yang naik ke rekor tertinggi. Dana Moneter Internasional menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 6% pada tahun ini dari sebelumnya sebesar 5,5%. Tetapi dengan musim laporan laba yang akan datang diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan laba S&P sebesar 24,2% dari tahun sebelumnya, menurut data Refintiv, investor mungkin menunggu untuk melihat seberapa kuat hasil sebenarnya. "Pertanyaan besar yang belum terjawab adalah seberapa terbuka ekonomi saat ini dan berapa banyak orang di luar sana," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior Wedbush Securities di San Francisco seperti dikutip
Reuters. "Harga sekuritas ini mencerminkan antisipasi bahwa ekonomi akan kembali normal lebih cepat daripada nanti dan tidak jelas di mana kita berada dalam proses itu."
Langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter AS yang besar dan peluncuran vaksin yang cepat telah mendorong S&P 500 dan Dow ke level rekor, dengan indeks volatilitas CBOE mundur ke posisi terendah sebelum pandemi. Meski demikian, beberapa investor tetap khawatir tentang kemungkinan kenaikan inflasi dan usulan untuk pajak yang lebih tinggi. Selain itu, negara lain juga masih kesulitan menahan virus corona. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pada hari Selasa bahwa negara tersebut menghadapi gelombang ketiga yang sangat serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi