Wall Street Masih Bergejolak, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Menguat



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan berombak. Dua dari tiga indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) tersebut ditutup menguat.

Selasa (10/5), Dow Jones Industrial Average ditutup turun 84,96 poin atau 0,26% menjadi 32.160,74, indeks S&P 500 ditutup menguat 9,81 poin atau 0,25% ke 4.001,05 dan indeks Nasdaq Composite naik 114,42 poin atau 0,98% ke 11.737,67.

Sektor teknologi S&P 500 naik 1,6% pada perdagangan kali ini dan memimpin kenaikan pada indeks S&P 500. Di mana, saham Apple Inc naik 1,6% dan memberi dorongan terbesar pada keunggulan indeks S&P 500 dan Nasdaq.


Sementara itu, sektor pertumbuhan pada S&P 500 juga menguat 0,9%, sedangkan indeks nilai S&P 500 melemah 0,4%.

Dalam beberapa hari terakhir, saham sektor teknologi dan pertumbuhan, yang penilaiannya lebih bergantung pada arus kas masa depan, telah menjadi salah satu yang paling terpukul dalam aksi jual baru-baru ini.

Karena hal tersebut, indeks Nasdaq sudah ambles sekitar 25% sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Indeks Utama Wall Street Kompak Naik, Waspada Koreksi Lagi

Pada sesi kali ini, saham pada sektor perbankan jatuh seiring dengan koreksi pada imbal hasil US Treasury. Tercatat, imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun turun dari level tertinggi lebih dari tiga tahun dan kembali berada di bawah 3%.

Tak ayal, indeks Dow Jones berakhir lebih rendah, dan perdagangan hari itu berombak, dengan indeks utama bergerak di antara zona merah dan hijau. Pelaku pasar cenderung hati-hati menjelang rilis data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis hari ini (11/5) dan data harga produsen pada Kamis (12/5).

Investor juga akan mencari tanda-tanda bahwa inflasi memuncak.

Kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin harus bergerak lebih agresif untuk mengekang inflasi telah mendorong aksi jual baru-baru ini di pasar. Sejumlah kekhawatiran lain telah menambah tekanan.

"Ini hanya penjualan berbasis ketakutan," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

"Tidak bisa hanya The Fed menaikkan suku bunga untuk mencegah inflasi, karena kita telah melihat itu sebelumnya," katanya. Sebaliknya, investor khawatir tentang segala hal mulai dari suku bunga dan inflasi hingga perang di Ukraina, masalah rantai pasokan, dan penguncian Covid-19 China, kata Dollarhide.

Selain itu, investor mencerna komentar dari Presiden Fed Cleveland Loretta Mester, yang mengatakan ekonomi AS akan mengalami turbulensi dari upaya The untuk menurunkan inflasi yang berjalan lebih dari tiga kali di atas tujuannya dan volatilitas baru-baru ini di pasar saham tidak akan menghalangi pembuat kebijakan.

Baca Juga: Bursa Saham Global Memerah, Kekayaan Para Miliarder Dunia Menguap Ratusan Triliun

Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya pada hari Selasa, yang membahas inflasi tinggi, mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk menghapus tarif era Trump di China sebagai cara untuk menurunkan harga barang di AS.

Sementara itu, di antara yang naik pada sesi ini, saham Pfizer Inc menguat 1,7% setelah mengatakan akan membayar US$ 11,6 miliar untuk membeli Biohaven Pharmaceutical Holding Co. Saham Biohaven pun melonjak 68,4%.

Untuk saham top loser, saham Peloton Interactive Inc anjlok 8,7% karena pembuat peralatan kebugaran itu memperingatkan bisnisnya "dimodali tipis" setelah membukukan penurunan 23,6% dalam pendapatan kuartalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari